Pilu, Ambulans Bawa Jenazah Terobos Sungai di Ende NTT

Pilu, Ambulans Bawa Jenazah Terobos Sungai di Ende NTT

Djemi Amnifu - detikBali
Jumat, 27 Mei 2022 09:20 WIB
Keluarga mengantar kepergian Urbanus Beo. Viral di medsos ambulans membawa jenazah terobos sungai di NTT.
Keluarga mengantar kepergian Hermanus Beo. Viral di medsos ambulans membawa jenazah terobos sungai di NTT. Foto: Istimewa Hermanus
Kupang -

Meski Indonesia sudah merdeka selama 77 tahun, namun belum seutuhnya bisa dinikmati oleh masyarakat Desa Kerirea, di Kecamatan Nangapanda Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Masyarakat Desa Kerirea dan tiga desa tetangga lainnya, yaitu Desa Sanggaroro, Jemburea, dan Timbari, masih sulit dijangkau karena akses jalan yang rusak dan belum dibangun jembatan melintasi kali (sungai) Ndetufeo.

Kondisi ini sempat membuat publik dikagetkan dengan beredarnya video viral di media sosial (medsos), yang menunjukkan sebuah ambulans mengangkut jenazah harus menerobos banjir untuk menuju Desa Kerirea.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video yang diunggah salah satu akun Facebook, Bacarita NTT, menggambarkan keberanian seorang sopir mobil ambulans menerjang banjir.

Di postingannya akun Bacarita NTT menulis:

ADVERTISEMENT

Ambulans dan Banjir

Ini kampung kami. Kampung kami indah, namun berbahaya terutama di musim hujan seperti ini.

Ini adalah salah satu contoh dari bahaya itu, di mana ambulans yang membawa jenazah harus menantang bahaya untuk mengantarkan jenazah ke kampung halamannya.

Ambulans itu menyeberangi kali tanpa jembatan penyeberangan, dan kalinya sedang banjir.

Setiap hari, setiap bulan, setiap tahun harapan tersemat di hati, semoga para pengambil kebijakan bisa memperhatikan nasib infrastruktur ke kampung kami.

Kampung Guna/Ndetufeo, Desa Sanggarharho (menuju Desa Kerirea), Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende.

Tampak dalam video tersebut sebuah mobil ambulans membawa jenazah nekat menerobos banjir.

Bunyi sirene dan isak tangis anggota keluarga dari atas jembatan gantung mengiringi mobil ambulans saat menerobos banjir.

Video yang berdurasi 1 menit 17 detik itu memantik beragam komentar dari pegiat media sosial Facebook. Ternyata, kejadian itu persis di Kali Ndetufeo, Kampung Guna.

Kali Ndetufeo sendiri merupakan kali yang membagi dua wilayah desa, yakni Desa Sanggaroro dan Desa Kerirea.

Kepala Desa Kerirea, Urbanus Benga Karo yang dikonfirmasi detikBali, Jumat (27/5), membenarkan peristiwa yang terjadi pada Rabu (18/5), saat mobil ambulans menerobos banjir di Kali Ndetufeto.

"Saya kebetulan saat kejadian berada dalam mobil ambulans untuk mengantar jenazah kakak saya (Hermanus Beo, Red) yang meninggal di Malaysia," ujar Urbanus Benga Karo.

Menurut Urbanus, saat ini memang baru turun hujan dan banjir sudah mulai surut, sehingga dirinya menanyakan kepada sopir ambulans.

"Aji (adik, Red), apa kita bisa lewat? Langsung dijawab sopir mobil ambulans bahwa bisa dan mobil ambulans langsung menerobos banjir," kata Urbanus, menuturkan percakapannya dengan sopir ambulans waktu itu.

Urbanus mengaku kagum dengankebaranian dan misi kemanusian yang ditunjukkan oleh sang sopir ambulans. Dirinya juga tidak menyangka sopir mobil ambulans mampu menerobos banjir Kali Ndetufeo.

Urbanus mengaku Kali Ndetufeo memang memiliki jembatan gantung, namun jembatan gantung tersebut hanya dipergunakan bagi pejalan kaki dan kendaraan roda dua, bukan untuk kendaraan roda empat maupun enam.

Selama ini, jelas Urbanus, masyarakat yang berasal dari empat desa ini hanya tertolong oleh jembatan gantung sepanjang 38 meter yang baru dibangun 2015 silam. Jembatan ini dibangun saat Eksepdisi NKRI 2015, bantuan salah satu warga negara Swiss.

"Soal ketiadaan jembatan ini sudah lama sekali. Sejak dulu. Seandainya musim penghujan tiba, banyak kendaraan roda empat ataupun enam tidak bisa lewat," kata Urbanus.

Selama ini kata dia, pihaknya sudah berulang kali mengusulkan pembangunan jembatan, baik ke pemerintah daerah (kabupaten/provinsi) dan pemerintah pusat, namun selalu dijawab tidak ada dana. Pasalnya, untuk membangun jembatan dibutuhkan biaya yang sangat besar.

Desa Kerirea dengan jumlah penduduk 1.012 jiwa, sebut Urbanus, termasuk salah satu desa penghasil bumi, seperti kakao, kemiri, cengkeh, dan kelapa. Tiga desa lainnya Sanggaroro, Jemburea, dan Desa Timbaria termasuk desa penghasil bumi lainnya.

"Kami berharap, dengan kejadian ini desa kami mendapat perhatian saat kunjungan Bapak Presiden Jokowi ke Ende tanggal 1 Juni untuk memperingati Hari Lahir Pancasila nanti," katanya.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads