Anggota Komisi III DPR RI, Benny K Harman tengah menjadi perbincangan karena diduga melakukan penganiayaan terhadap karyawan restoran di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Ia diduga menganiaya pelayan Resto Mai Ceng'go karena tidak terima ketika dipersilakan keluar ruangan yang telah dipesan pelanggan lain.
Benny Harman pun sempat meminta bertemu manajer restoran, namun tidak bisa karena sedang berada di Bali. Hingga akhirnya Benny Harman mendorong wajah pelayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia membenarkan telah mendorong wajah pelayan tersebut untuk memperingatkan agar bersikap sopan kepada siapapun pelanggannya. Ia pun menyangkal telah melakukan penamparan berkali-kali kepada pelayan restoran.
Untuk itu, ia berencana melaporkan balik pihak Restoran Mai Ceng'go ke polisi. Berikut ini kronologi hingga aksi saling lapor antara Benny Harman dan Restoran Mai Ceng'go.
Kepala Kepolisian Resor Manggarai Barat (Kapolres Mabar), AKBP Felli Hermanto, melalui Kasatreskrim, AKP Ridwan membenarkan laporan penganiayaan oleh anggota Komisi III DPR RI, Benny K Harman terhadap karyawan restoran di Labuan Bajo, Manggarai Barat.
"Terkait kasus ini kami (Polres Manggarai Barat) menerima tiga laporan polisi. Yang pertama oleh karyawan restoran yang diduga dianiaya oleh Benny K Harman," kata Kasat Reskrim Polres Mabar, AKP Ridwan kepada detikBali, Kamis (26/5) malam.
Laporannya sementara dalam proses penyelidikan jajaran Polres Mabar, termasuk memeriksa saksi korban yang diduga dianiaya oleh oknum anggota DPR RI Benny Harman. Kasus ini sendiri sudah terjadi dua hari sebelumnya, yakni Selasa (24/5) namun baru dilaporkan ke Polres Mabar.
Benny Harman sendiri kemudian melaporkan balik karyawan restoran dengan sangkaan perbuatan tidak menyenangkan dan menyebar berita bohong kepada publik.
"Kedua kasus ini sementara dalam proses penyelidikan Polres Manggarai Barat," ujarnya.
Kronologi Kejadian
Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Demokrat Benny Harman diduga melakukan penganiayaan terhadap karyawan restoran di Labuan Bajo, NTT.
Benny Harman diketahui terlibat keributan dengan karyawan Restoran Mai Ceng'go, Labuan Bajo, NTT, Selasa (24/5) lalu. Beredar rekaman CCTV yang menampilkan sosok diduga Benny Harman melakukan kekerasan terhadap karyawan resto tersebut.
Benny Harman pun akhirnya buka suara dan mengungkapkan kronologi kejadian. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima detikcom dari Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief, Kamis (26/5), Benny Harman mengatakan awalnya ia bersama istri, anak, dan keponakannya berada di Restoran Mai Ceng'go pada Selasa (24/5) siang.
Setelah masuk restoran, ia langsung mencari meja dan mengaku tidak menemukan pemberitahuan soal reservasi atau sejenisnya di meja tersebut. Benny mengaku langsung memesan makanan dan diminta menunggu oleh pegawai setempat.
"Sekitar 15 menit kemudian, tanpa ada basa-basi, kami diberi tahu untuk segera meninggalkan ruangan karena ruangan terpakai atau sudah direservasi. Kami dipersilakan keluar. Saya tanya mengapa kami disuruh keluar, apakah kami tidak diperkenankan makan di ruangan yang ber-AC? Memang saya pakai celana pendek dan baju kaus, lagi lusuh karena baru dari kerja kebun," kata Benny Harman.
Benny Harman merasa tidak diperlakukan wajar oleh pelayan restoran. Ia mengaku tidak mendapat penjelasan kenapa dia dan keluarganya diminta keluar. Dia pun ingin bertemu dengan manajemen restoran tersebut.
"Karena merasa diperlakukan secara tidak wajar, kami bermaksud bertemu dengan manajer resto atau pemilik resto, apa sebenarnya yang terjadi. Kami beri tahu karyawan yang melayani untuk memberi tahu manajer atau pemilik bahwa kami ingin bertemu agar tidak terjadi salah paham," ujarnya.
Namun Benny Harman mengaku tidak kunjung dipertemukan oleh pihak manajemen. Benny lalu pergi ke front desk untuk meminta penjelasan.
"Di front desk itu kami menerima informasi bahwa tamu barusan reservasi per telepon setelah kami sekeluarga datang ke tempat itu. Sehingga kami makin merasa bahwa kami diperlakukan semena-mena," ujarnya.
"Pada saat bertemu di ruangan, kami menyampaikan rasa kecewa kami atas perlakuan yang sangat tidak manusiawi atas diri kami. Kami menyampaikan bahwa kami telah diperlakukan dengan cara yang biadab alias tidak beradab atas diri kami. Ini kan daerah destinasi pariwisata superpremium. Kalau kami saja diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil. Kami mohon penjelasan apa sebenarnya yang terjadi dan alasan apa kami diusir dari ruangan itu," kata Benny.
Setelah menunggu beberapa waktu, Waketum Partai Demokrat itu diberi tahu bahwa pihak manajemen tidak berada di lokasi. Ia bertanya kepada karyawan di lokasi soal alasan dirinya dikeluarkan dari restoran.
"Kami tanya apakah kami bisa bertemu dengan manajer. Dari ibu yang lagi duduk, kami diberi tahu bahwa manajernya lagi ada di Denpasar/Bali. Saya tanya kepada karyawan, siapa yang suruh kamu mengeluarkan kami dari ruangan dan alasan apa, yang bersangkutan tidak jawab," ujarnya.
Tidak berhenti di situ, Benny Harman mengaku mendorong muka karyawan restoran tersebut untuk peringatan agar pengunjung diperlakukan dengan sopan santun.
"Saya mendorong mukanya si karyawan dan mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun. Saya juga meminta ibu yang duduk di ruangan agar memberikan perlakuan yang wajar kepada setiap tamu yang datang," kata Benny.
"Apa yang saya sampaikan ini adalah peringatan kepada semua pemilik resto agar bersikaplah santun selalu kepada semua pengunjung karena Labuan Bajo telah menjadi destinasi pariwisata superpremium," kata Benny.
Benny Harman lalu pulang setelah dirinya bertemu dengan seseorang yang disebut pemilik restoran. Pihak restoran, kata Benny Harman, meminta maaf kepadanya.
"Pihak restoran yang diwakili oleh Ibu Kiki dan Rikardo selaku karyawan yang mengusir kami telah menyampaikan permohonan maafnya atas kesalahan mereka," imbuhnya.
Laporkan Balik Pihak Restoran
Benny Harman berencana bakal melaporkan balik pihak restoran. Dia menilai informasi yang beredar telah mencemarkan nama baiknya.
"Pihak kami akan mengajukan laporan polisi atas perbuatan tidak menyenangkan yang kami terima, juga melaporkan ke polisi pencemaran nama baik, hoaks, dan menyebarkan informasi sesat kepada publik," katanya.
Sebelumnya, ia mendengar kabar dirinya dilaporkan ke polisi atas dugaan kekerasan. Ia menyangkal ada kekerasan yang dia lakukan dan menyebut apa yang dilaporkan itu merupakan berita bohong.
"Bahwa hari ini saya dengar kabar saya dilaporkan oleh Manajer Mai Ceng'go ke polisi dengan tuduhan melakukan kekerasan. Manajer Mai Ceng'go juga menyebarkan berita bohong kepada masyarakat bahwa saya melakukan kekerasan berkali-kali/menampar tiga kali terhadap karyawan Resto Mai Ceng'go. Kekerasan apa yang saya lakukan? Bukankah pihak manajer Resto Mai Ceng'go yang sebenarnya telah melakukan kekerasan perlakuan terhadap kami?" katanya.
(irb/irb)