Polresta Lombok Utara menepis dugaan pemerasaan terhadap RW, seorang aparatur sipil negara (ASN) yang tewas gantung diri setelah terjerat kasus pencurian ponsel di Polsek Kayangan, Lombok Utara. Kapolres Lombok Utara AKBP Agus Purwanta menegaskan tidak ada permintaan 'uang damai' senilai belasan juta rupiah seperti isu yang beredar.
Namun demikian, polisi masih melakukan penyelidikan. Termasuk mengungkap motif aksi massa yang merusak dan membakar Polsek Kayangan.
"Sampai saat ini, kami masih dalam penyelidikan. Jika ada hal-hal penyimpangan lain, nanti kami sampaikan," ujar Agus, Kamis (20/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mengungkapkan situasi di lokasi saat ini telah kondusif. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.
Menurutnya, Kapolda NTB Irjen Hadi Gunawan sudah turun langsung ke lokasi untuk mengecek keamanan dan menyambangi rumah korban. Agus menyebut peristiwa penyerangan Polsek Kayangan itu dipicu adanya kesalahpahaman.
"Terlapor kasus pencurian tersebut kemudian ditemukan meninggal dunia di rumahnya, diduga akibat gantung diri. Mungkin karena adanya kesalahan informasi yang beredar di masyarakat, sehingga terjadi aksi spontanitas masyarakat melakukan aksi ke Polsek Kayangan," beber Agus.
Dia menjelaskan aksi massa yang berlangsung kurang dari setengah jam itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas Polsek Kayangan. Di antaranya, dua sepeda motor dinas yang dibakar, satu unit komputer, laptop, pagar polsek, serta beberapa bagian bangunan, dan kaca mengalami kerusakan.
"Alhamdulillah, penanganan kurang dari setengah jam, massa dapat kami halau dan kami kasih pengertian," ujar Agus.
Ia mengaku sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah tokoh yang ada di desa korban. Ini agar warga agar tidak terprovokasi isu yang berseliweran.
"Kami juga melakukan penggalangan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi," tegas Agus.
Untuk mencegah aksi meluas, Agus berujar, polisi menjaga sekitar ritel modern yang menjadi TKP dugaan pencurian.
"Di sana awalnya, tapi sudah kami tangani. Sebenarnya kami sambil menunggu juga adanya perdamaian terhadap pelapor, tapi mungkin sudah terlanjur adanya isu yang berkembang, makanya menimbulkan aksi massa malam itu," tandas Agus.
Diberitakan sebelumnya, ayah korban, Nasruddin mengungkapkan adanya dugaan pemerasan terhadap anaknya, RW. Nasruddin menduga anaknya yang merupakan ASN di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lombok Utara itu diperas oleh salah seorang anggota polisi di Polsek Kayangan.
(hsa/gsp)