Empat Wanita Israel Dibebaskan Setelah 15 Bulan Ditawan Hamas

Internasional

Empat Wanita Israel Dibebaskan Setelah 15 Bulan Ditawan Hamas

Rita Uli Hutapea - detikBali
Sabtu, 25 Jan 2025 18:57 WIB
A drone view shows Palestinians walking past the rubble of houses and buidlings, following a ceasefire between Israel and Hamas, in Jabalia in the northern Gaza Strip, January 19, 2025. REUTERS/Mahmoud Al-Basos     TPX IMAGES OF THE DAY
Kondisi di Gaza, Palestina. (Foto: REUTERS/Mahmoud Al-Basos)
Denpasar -

Kelompok Hamas menyerahkan empat sandera wanita Israel kepada Palang Merah, sesuai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel dalam konflik di Gaza. Penyerahan sandera ini dilakukan pada Sabtu (25/1/2025).

Melansir detikNews, seorang jurnalis menyaksikan proses penyerahan yang berlangsung di alun-alun utama Kota Gaza. Empat kendaraan Palang Merah tiba di lokasi sebelum penyerahan berlangsung.

Para milisi Hamas dan Jihad Islam yang dilengkapi senapan serbu serta peluncur granat turut hadir di lokasi. Mereka berbaris sambil membawa spanduk kelompok masing-masing, mengenakan ikat kepala hijau, dan dikelilingi kerumunan warga Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel sebelumnya mengonfirmasi pada Jumat (24/1/2025) telah menerima daftar nama sandera yang akan dibebaskan. Sumber Palestina menyebut Israel akan membebaskan 200 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan keempat wanita Israel tersebut.

Menurut Forum Sandera dan Keluarga Hilang Israel, para wanita yang dibebaskan adalah Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy, serta Liri Albag. Mereka telah ditawan selama lebih dari 15 bulan sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Pertukaran ini merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata Israel dan Hamas yang dimulai Minggu lalu. Perjanjian ini bertujuan membuka jalan menuju akhir perang secara permanen.

Mediator Qatar dan Amerika Serikat mengumumkan kesepakatan itu beberapa hari sebelum pelantikan Presiden AS Donald Trump. Trump mengklaim telah mengamankan perjanjian tersebut setelah berbulan-bulan negosiasi.

Gencatan senjata ini juga memungkinkan lonjakan distribusi makanan, bahan bakar, dan bantuan medis ke Gaza. Namun, duta besar Israel untuk PBB menegaskan bahwa badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, harus menghentikan seluruh operasinya di Israel paling lambat Kamis (30/1/2025).




(dpw/dpw)

Hide Ads