Militer Israel melancarkan operasi di Jenin, Tepi Barat, di tengah gencatan senjata yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Operasi militer pada Selasa (21/1) waktu setempat itu menewaskan sedikitnya 10 orang.
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyatakan operasi tersebut bertujuan "memberantas terorisme" di wilayah itu.
Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Ramallah mengonfirmasi jumlah korban tewas akibat operasi militer Israel itu. Penyerangan terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata diberlakukan di Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer Israel bersama badan keamanan Shin Bet dan Polisi Perbatasan Israel meluncurkan operasi dengan nama sandi 'Iron Wall' di Jenin.
Dalam pernyataan setelah operasi dimulai, Netanyahu menegaskan bahwa penyerbuan itu merupakan bagian dari strategi untuk melawan Iran. "Ke mana pun negara itu mengirim senjatanya di Gaza, Lebanon, Suriah, Yaman, dan Tepi Barat," ujarnya, dilansir dari detikNews.
Pemerintah Israel menuduh Iran mendukung kelompok bersenjata di kawasan, termasuk Hamas di Gaza, dengan mengirimkan senjata dan uang kepada militan di Tepi Barat.
Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa tujuh orang terluka akibat peluru tajam. Mereka juga menuduh pasukan Israel menghalangi akses petugas medis ke area tersebut.
Gubernur Jenin Kamal Abu al-Rub menyebut operasi itu sebagai invasi terhadap kamp (pengungsi). Jenin diketahui menjadi lokasi kamp pengungsi Palestina.
"Mereka datang dengan cepat, helikopter-helikopter Apache di angkasa, dan kendaraan-kendaraan militer Israel di mana-mana," katanya.
Juru bicara pasukan keamanan Palestina, Anwar Rajab, menambahkan bahwa pasukan Israel menembaki warga sipil dan personel keamanan. "Beberapa warga sipil dan sejumlah personel keamanan terluka, salah satunya dalam kondisi kritis," ujarnya.
Jenin dan kamp pengungsinya dikenal sebagai markas militansi Palestina. Dalam beberapa bulan terakhir, operasi militer Israel di wilayah ini meningkat, dengan sasaran kelompok bersenjata yang ada di sana.
(dpw/dpw)