IWAS (22), pria difabel tersangka dugaan pelecehan seksual terhadap MA, mahasiswi di Mataram, diduga kerap menggunakan modus menelepon orang yang diduga ibunya untuk melancarkan aksi bejat tersebut. Sejauh ini, sudah ada 17 korban pelecehan IWAS yang buka suara.
Korban ke-17 sebut saja Ms X, mantan mahasiswi Universitas Mataram (Unram) asal Makassar, Sulawesi Selatan. Ms X mengisahkan kejadian yang menimpanya itu berawal dari pertemuannya dengan IWAS di Taman Udayana, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada akhir Februari 2024.
Saat itu, Ms X menaruh iba kepada IWAS yang tak punya kedua tangan. Apalagi, IWAS mengaku baru saja kehilangan sepeda motor yang dibawa kabur oleh kekasihnya. Dia lantas meminjam handphone kepada Ms X.
"Dia diam, tapi setelah beberapa menit dia izin meminjam handphone saya. Saya kasihan saja, makanya saya kasih pinjam handphone waktu itu," kata Ms X saat diwawancarai detikBali, Kamis (19/12/2024).
IWAS lantas menyebutkan satu nomor handphone untuk ditelepon. Lantaran IWAS tidak memiliki dua tangan, Ms X pun menelepon nomor yang disebutkan tersebut. Menurut Ms X, nomor itu merupakan nomor handphone ibu IWAS.
"Ternyata itu nomor ibunya. Setelah nyambung, IWAS kasih tahu ibunya ternyata perempuan yang dia cari itu tidak ada di (Taman) Udayana," kata Ms X.
Singkat cerita, setelah membantu IWAS, Ms X segera pulang ke kos karena ojek online yang dia tunggu sudah datang. Setiba di kamar kosnya yang berada di lantai dua, Ms X seketika terkejut mendengar pintu kamarnya diketuk.
"Ternyata pas saya tutup pintu mau taruh tas saya, eh ada yang ketuk pintu kamar. Awalnya, saya pikir kakak saya ke kos. Eh, ternyata buka pintu, kaget saya, IWAS sudah di depan kamar saya," tutur Ms X.
Namun, saat itu Ms X belum berpikiran buruk tentang IWAS. Ms X bertanya kepada IWAS bagaimana bisa pria itu dalam sekejap berada di kosnya.
"Dia bilang memang mengikuti saya dan minta maaf. IWAS bilang cuma mau terima kasih karena saya sudah kasih meminjam handphone," cerita Ms X.
(hsa/gsp)