IWAS (22), seorang pria difabel tersangka pelecehan seksual terhadap mahasiswi di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), dikenal sering bolos kuliah. Diketahui, IWAS selama ini kuliah di salah satu kampus negeri di Mataram.
"Jarang banget kuliah, kami-kami di sini sering lihat dia masuk kampus. Tapi hanya sebatas masuk kampus, tapi tidak masuk ke kelas," tutur Samsul, salah seorang mahasiswa di tempat IWAS kuliah, saat dijumpai detikBali, Jumat (13/12/2024).
Menurut Samsul, banyak mahasiswa juga mengenal IWAS sebagai sosok yang genit terhadap para mahasiswi di sana. Salah satu modusnya adalah minta tolong agar punggungnya digarukkan karena IWAS tidak memiliki kedua tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Genit (suka) minta (tolong) digarukin (bagian punggungnya). Jadi saya nggak kaget (IWAS jadi tersangka)," ungkapnya.
"Setelah lihat berita dia, saya nggak kaget. Soalnya dia dikenal di seantero kampus karena suka genit ke semua mahasiswi. Khususnya mahasiswi-mahasiswi cantik," sambung Samsul.
Hal serupa juga diungkapkan mahasiswi lainnya, NT. Dia mengungkapkan banyak modus yang dilakukan IWAS agar dekat dengan mahasiswi-mahasiswi cantik. Bahkan, Tini juga mengaku pernah menjadi 'korban' modus IWAS.
"Banyak modusnya dia, dulu saat awal-awal semester dia pernah minta tolong saya untuk menelepon ibunya untuk minta dijemput, tapi keesokan harinya dia (mencoba) menghubungi nomor saya. Jadi modusnya buat missed call ke nomor ibunya (untuk dapat kontak perempuan)," tutur NT.
"Nggak kaget sih, waktu awal heboh, cuma bilang 'nah kan'. Nggak kaget deh," sambungnya.
Aktivitas IWAS di kampus juga dibeberkan oleh GW, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampus tersebut. Menurutnya, IWAS rajin ke kampus, tapi sering tidak masuk kelas alias bolos.
"Dari laporan teman kelasnya, dia (IWAS) ini memang jarang masuk kelas. Dia ada di sekitaran kampus, tapi tidak masuk ke kelas," ujar GW saat diwawancarai detikBali, Jumat (13/12/2024).
GW mengatakan IWAS sebenarnya dikenal sebagai mahasiswa yang aktif di masyarakat meski memiliki keterbatasan fisik. IWAS juga ramah dan suka menyapa siapa saja.
"Karena dia punya keterbatasan, dia suka minta diantar pulang sama teman-teman kampus perempuan. Ada teman pria juga, tapi kebanyakan teman-teman perempuan yang antar dia," kata GW.
Sebagai informasi, kasus dugaan pelecehan seksual ini mencuat tatkala salah seorang mahasiswi di Mataram berinisial MA melaporkan IWAS ke Polda NTB. Kasus dugaan tindak pidana kekerasan seksual ke Polda NTB dengan Laporan Polisi Nomor : LP/B/166.a/X/2024/SPKT/POLDA NTB.
IWAS saat ini berstatus tersangka dan menjadi tahanan rumah. Setelah laporan tersebut ditindaklanjuti, sejumlah korban IWAS lain mulai bersuara. Terungkap, ada 15 orang yang diduga menjadi korban pelecehan seksual IWAS. Tiga korban di antaranya masih anak-anak.
(hsa/gsp)