Setelah Haniyeh, Israel Ingin Segera Lenyapkan Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar

Internasional

Setelah Haniyeh, Israel Ingin Segera Lenyapkan Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar

Novi Christiastuti - detikBali
Rabu, 07 Agu 2024 14:35 WIB
Yahya Sinwar, head of Hamas in Gaza, delivers a speech during a meeting with people at a hall on the sea side of Gaza City, Saturday, April 30, 2022. (AP Photo/Adel Hana)
Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas. (Foto: AP/Adel Hana)
Denpasar -

Hamas mengumumkan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dibunuh di Iran. Israel langsung merespons dan berniat segera melenyapkan pimpinan baru Hamas itu.

"Penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, menjadi alasan kuat lainnya untuk segera melenyapkannya dan menghapus organisasi keji ini dari muka bumi," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, dalam pernyataan via media sosial X, dilansir dari detikNews, Rabu (7/8/2024).

Pernyataan Katz itu disampaikan setelah kelompok Hamas, yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza, mengumumkan Sinwar akan menggantikan Haniyeh sebagai pemimpin biro politik mereka. Sinwar sebelumnya menjabat sebagai pemimpin Hamas untuk wilayah Jalur Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan terpilihnya pemimpin Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan ini," demikian pernyataan Hamas yang dirilis pada Selasa (6/8/2024) waktu setempat.

Israel menuduh Sinwar sebagai salah satu dalang serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Namanya masuk dalam daftar militan yang paling diburu oleh Tel Aviv.

ADVERTISEMENT

Sinwar yang selalu bersembunyi di Jalur Gaza, telah beberapa kali lolos dari upaya pembunuhan yang didalangi Israel sejak dimulainya perang.

Beberapa menit setelah pengumuman Hamas, sayap bersenjata kelompok itu, Brigade Ezzedine al-Qassam, menembakkan rentetan roket dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.

Seorang pejabat senior Hamas, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada AFP bahwa dengan memilih Sinwar sebagai pemimpin, Hamas mengirimkan "pesan kuat kepada pendudukan (Israel-red) bahwa Hamas melanjutkan jalur perlawanannya".

"Pembunuhan Haniyeh, yang meyakini tercapainya perjanjian gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan, membuat Hamas memilih pemimpin yang mengatur pertempuran dan perlawanan terhadap musuh," sebut pejabat senior Hamas tersebut.

Haniyeh tewas dalam serangan yang menghantam kediamannya di Teheran pada 31 Juli lalu, setelah dia menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Meskipun Israel belum memberikan komentar apa pun, baik Hamas maupun Iran bertekad untuk menghukum Tel Aviv atas pembunuhan Haniyeh.

Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/gsp)

Hide Ads