Satgas Pencegahan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Mataram (Unram) mengungkap fakta baru dalam kasus pelecehan seksual dosen Fakultas Pertanian, AW. Selain melecehkan mahasiswinya, AW juga melakukan aksi cabul itu ke alumni hingga rekan dosen.
"Dari aduan yang masuk ke kami, ada mahasiswi, alumni, sampai dosen," kata Ketua Satgas PPKS Unram Joko Jumadi kepada detikBali, Jumat (21/6/2024).
Joko menjelaskan, AW melancarkan aksinya sejak tahun 2010. Modusnya pun cukup beragam. Mulai dari pura-pura meminta bimbingan skripsi, mengumpulkan tugas kuliah, hingga melakukan catcalling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah korban yang mengadu ke Satgas PPKS untuk mahasiswi sekitar tiga korban, alumni tiga sampai empat orang, dan satu dosen," ungkapnya.
Jumlah ini dinilai Joko akan terus bertambah. Mengingat, banyak korban takut untuk melapor. "Jumlahnya bisa saja akan bertambah," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan detikBali, AW kerap melakukan aksi cabulnya di dalam ruangan dosen. Mulai dari meraba-raba korban, dipegang, hingga meminta korban untuk memegang pelaku (AW).
"Ada juga yang verbal, korban bercerita kalau AW pernah berkata, 'saya suka minum susu yang asli'," kata Joko yang juga menjabat sebagai Ketua LPA Kota Mataram.
Berdasarkan informasi dari website Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), AW masih menjadi dosen tetap di Fakultas Agribisnis, Unram. AW menjadi dosen tetap di Universitas Mataram sejak tahun 2002 hingga 2024. AW juga memiliki riwayat mengajar di beberapa kampus, seperti Universitas Mahasaraswati Mataram, hingga Universitas Cordova di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Di tempat terpisah, salah satu alumni Fakultas Pertanian Unram, mengaku aksi cabul AW sudah terjadi sejak lama. Korbannya pun cukup banyak. Sayangnya, para korban tidak berani mengadu ke pihak fakultas.
"Udah lama, bapak itu emang terkenal suka pegang-pegang. Dosen-dosen di sana sudah tahu kelakuan bapak itu," ujar alumni yang tak mau disebutkan namanya itu.
Menurut dia, korban AW banyak yang tidak berani bersuara karena takut diberi nilai jelek. "Banyak yang takut dipersulit dalam urusan tugas akhir (skripsi) juga," ujarnya.
AW sendiri sudah dipecat Unram karena aksi cabulnya itu. Kasus ini pun masih ditangani oleh Satgas PPKS Unram.
(dpw/gsp)