Kapolresta Kupang Kota Kombes Aldinan Manurung mengungkap fakta baru terkait kasus penikaman terhadap tiga pemuda saat acara nonton bareng (nobar) Euro 2024. Insiden berdarah yang menewaskan satu orang itu terjadi di sebuah kafe di Jalan WR Mongsidi, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (16/6/2024).
Aldinan mengatakan penikaman tersebut dipicu oleh minuman keras (miras). Menurutnya, kejadian itu berawal saat para pemuda tersebut menggelar pesta miras jenis sopi di Kafe Alung.
"Mereka berkumpul di sini untuk menyaksikan pertandingan sepakbola antara Spanyol vs Kroasia," ungkap Aldinan saat diwawancarai detikBali di lokasi kejadian, Minggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aldinan menjelaskan saat jeda pertandingan babak pertama, korban Ferison Sinlae (39) sedang bernyanyi. Tiba-tiba, pelaku berinisial BB datang dan mengambil alih mikrofon agar mendapat giliran karaoke.
Lantaran tak diberikan mikrofon, BB pun tersinggung. Walhasil, keduanya terlibat cekcok. BB lantas mengambil sebilah pisau di dinding dan mulai menikam leher kiri Ferison sebanyak satu kali.
Akibatnya, Ferison terjatuh dan bersimbah darah. Tak hanya itu, BB lantas menyerang korban lainnya yaitu Jemsi Sinlae (35) dan Stefen Alung yang hendak melerai.
Sayatan pisau membuat Jemsi mengalami luka pada pelipis kanan dan kakinya. Begitu pula Stefen yang mengalami luka sayat pada pelipis kanannya.
"Setelah kejadian, sejumlah rekan-rekannya sempat membawa korban (Ferison) ke Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Titus Uli Kupang. Tapi, korban tidak tertolong karena kehabisan darah," tutur Alinan.
Sementara itu, pelaku langsung kabur setelah menusuk para korban. Saat ini, Aldinan melanjutkan, polisi masih meminta keterangan Jemsi dan Stefen.
"Tidak ada unsur saling dendam. Ini murni akibat mabuk sopi. Tapi saya tetap dalami motifnya lebih lanjut," imbuhnya.
Polresta Kupang Kota, Aldinan melanjutkan, akan mengautopsi jenazah Ferison untuk mengetahui penyebab kematiannya lebih mendalam. Proses autopsi akan dilakukan oleh ahli forensik Polda NTT pada Senin (17/6/2024).
Ia menegaskan polisi juga masih mengejar BB untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Sebagai tambahan, di antara para korban dan pelaku masih bertetangga dan saling kenal," pungkasnya.
(iws/iws)