Bule Pukul Sopir Taksi di Legian Bermula Masalah Parkir Mobil

Round Up

Bule Pukul Sopir Taksi di Legian Bermula Masalah Parkir Mobil

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 04 Jun 2024 08:08 WIB
Poster
Foto: Ilustrasi penganiayaan (Edi Wahyono)
Denpasar -

Kasus pemukulan seorang bule terhadap sopir taksi di Kuta diduga bermula dari masalah sepele. Yakni, parkir mobil. Pelaku yang seorang warga negara asing (WNA) itu tak terima ketika diminta oleh korban, Hendra Kurniawan (39), untuk memindahkan mobil.

Penganiayaan itu terjadi di depan swalayan di Jalan Nakula Barat, Kelurahan Legian, Kuta, Badung, Bali, sekitar pukul 02.00 Wita pada Minggu (2/6/2024).

"Korban sudah melapor. Masih kami proses lebih lanjut," kata Kanit Reskrim Polsek Kuta Iptu Anggi Wahyu kepada detikBali, Senin (3/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggi membeberkan tindakan penganiayaan yang dilakukan bule yang identitasnya belum diketahui itu bermula ketika Hendra datang ke swalayan di tempat kejadian perkara (TKP) dan memarkir mobilnya. Setelah berbelanja, pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu bermaksud meninggalkan swalayan.

Namun, Hendra tidak bisa pergi. Sebab, mobilnya terhalang mobil milik pelaku yang parkir tepat di belakang mobilnya. Hendra lantas mencoba meminta WNA tersebut untuk memindahkan mobilnya.

"Pelapor menghampirinya dan meminta untuk menggeser mobilnya karena pelapor hendak keluar, tapi terlapor langsung memukul pelapor," ungkap Anggi.

Lantaran diserang secara tiba-tiba oleh pelaku, Hendra menderita sejumlah luka. Antara lain, luka pada bibir, pipi kiri, bahu kiri, pelipis kiri, bengkak serta lebam.

Anggi menegaskan polisi masih mendalami kasus dugaan penganiayaan tersebut. "Kami masih (melakukan) penyelidikan terhadap pelaku yang diduga warga negara asing," pungkasnya.

Bule Mengamuk di Vila

Peristiwa pemukulan oleh WNA di Kuta itu menambah panjang daftar tindak kekerasan yang dilakukan WNA di Bali. Pada Kamis (30/5/2024), bule Amerika Serikat, Paul Dennis Eastman, ditangkap karena mengamuk di salah satu vila di kawasan Tibubeneng, Kuta Utara, Badung. Dia mengamuk dan merusak sejumlah barang di Vila Casa Klaudia.

"Kami sudah koordinasi dengan Satpol PP Kabupaten Badung untuk pengamanan ketertiban umum," kata Kasi Humas Polres Badung Ipda I Putu Sukarma.

Informasi yang dihimpun detikBali, Paul sempat marah-marah kepada salah satu karyawan vila itu sekitar pukul 09.00 Wita. Sontak, perempuan itu ketakutan dan berlari ke vila sebelah karena Paul tidak seperti biasanya.

Tak hanya marah-marah, pria tersebut juga membuang handphone (HP) dan helm milik karyawan vila itu ke sawah dekat lokasi. Sejumlah karyawan lain kabarnya juga tak luput dari amukan Paul. Warga sekitar lantas menghubungi petugas Linmas Desa Tibubeneng untuk menenangkan bule AS itu.

"Diduga depresi karena yang bersangkutan sudah dibawa ke Rumah Sakit Prof Ngoerah Denpasar. Diduga ada masalah pribadi dengan kekasihnya dan sempat buat penghuni lain terganggu," ungkap Sukarma.

Kasi Operasi Satpol PP Badung I Made Astika Jaya juga sudah berkoordinasi dengan Imigrasi Kelas I Ngurah Rai terkait bule yang berulah itu. Kini, Satpol PP menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan Paul dari rumah sakit.

"Pelaku sempat ngamuk juga di minimarket. Aparat gabungan sudah coba pendekatan. Syukurnya dia mau kooperatif," kata Astika.

Bule Rusak Kafe di Jimbaran

Sehari sebelumnya, seorang bule juga mengamuk di salah satu kafe di Jimbaran, Kuta Selatan. Walhasil, kedai kopi itu porak-poranda akibat ulah pria asing itu.

Manajer kafe, I Gede Yudha Adi Wiguna, mengungkapkan WNA itu mengamuk lantaran tak terima saat dilarang merokok di dalam ruangan ber-AC. Video kekacauan di kafe itu sempat viral di media sosial (medsos).

"Dia sempat pinjam korek api. Kami berikan, tapi kebetulan dia minta merokok di dalam. Kami larang dan sudah diarahkan ada ruang smoking di luar. Tamu ini tidak mau dengar, tidak mau kooperatif," tutur Gede Yudha saat ditemui di lokasi, Kamis (30/5/2024).

Menurut Yudha, WNA itu mengamuk pada Rabu (29/5/2024). Polisi kabarnya sudah mengamankan pria asing itu pada Kamis pagi.

Selain menghancurkan perabotan di kafe itu, bule berambut keriting tersebut juga menyerang para karyawan. Padahal, situasi kafe siang itu sedang ramai pengunjung.

Yudha menuturkan pria asing itu melempar gelas, meja, mesin kopi, dan alat-alat makan lainnya. Pria itu juga sempat mengancam tiga karyawan kafe dengan kata-kata kasar. Ketakutan, tiga karyawan tersebut lantas bersembunyi di toilet.

"Karyawan kami jelas trauma, ketakutan. Akhirnya ada yang mengunci pintu di toilet. Kami lihat itu di rekaman CCTV," jelasnya.

Yudha baru mendapatkan kabar terkait kericuhan di kafenya setelah menerima telepon dari karyawan. Ia pun telah melaporkan aksi bule meresahkan itu pada sore harinya.

"Kami telepon polisi, Linmas desa juga datang. Sempat mau tangkap pelaku, orang-orang juga ramai mau bantu, tapi dia (pelaku) tidak bisa ditangkap karena semua takut," ujar Yudha.

Pria asing yang belum diketahui identitasnya itu pun berhasil kabur. Meski begitu, bule itu kabarnya sudah ditangkap Polsek Kuta Selatan. "Ya, betul sudah," kata Kapolsek Kuta Selatan Kompol I Gusti Ngurah Yudistira, Kamis malam.

MDA Minta WNA Hormati Aturan

Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet buka suara perihal banyaknya WNA yang berulah di Bali. Ia meminta para WNA untuk menghormati aturan, nilai-nilai budaya, dan sistem adat di Bali.

"Bali dan Indonesia kan merupakan negara yang religius, yang memiliki sopan santun," kata Sukahet.

Sukahet meminta semua pihak yang bergerak di bidang pariwisata untuk mengingatkan para WNA tentang etika dan moral. Desa adat, dia melanjutkan, juga diharapkan berperan dalam menjaga lingkungannya.

"Kalau ada yang meresahkan, desa adat punya otonomi untuk mengambil sikap. Tetapi sudah tentu dalam koridor-koridor hukum perundang-undangan yang berlaku di Indonesia," pungkasnya.




(hsa/hsa)

Hide Ads