Masalah Baru Janda Dilamar dengan Mahar Daun Kering, Rentenir Berdatangan

Bima

Masalah Baru Janda Dilamar dengan Mahar Daun Kering, Rentenir Berdatangan

Rafiin - detikBali
Kamis, 04 Apr 2024 20:50 WIB
Penampakan uang mahar janda di Bima sebelum berubah jadi daun kering.
Penampakan uang mahar janda di Bima sebelum 'berubah' jadi daun kering. (Foto: Istimewa)
Bima -

Seorang janda tiga anak korban penipuan yang dilamar dengan mahar Rp 1,7 miliar berubah jadi daun kering, kini menghadapi masalah baru. Wanita bernama Rosdiana itu kini kerap didatangi rentenir, menagih utang.

"Gara-gara Pak Samsudin, saya terus didatangi oleh rentenir yang menagih utang," ucap Rosdiana kepada detikBali, Kamis (4/4/2024).

Awalnya, Samsudin melamar Rosdiana dengan mahar Rp 1,7 miliar. Uang itu ditaruh di dalam koper, kardus, dan tas. Belakangan, uang itu ternyata daun kering.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalahnya, Samsudin dua kali datang dengan membawa uang 'daun kering' itu. Setiap kali datang ke rumah keluarga Rosdiana, Samsudin selalu meminta uang.

Rosdiana terpaksa meminjam uang ke rentenir untuk diberikan kepada Samsudin. Dalam dua kali pertemuan itu, Rosdiana menyerahkan masing-masing Rp 3 juta kepada laki-laki penipu itu.

"Karena tergiur rayuan Samsudin waktu itu saya terpaksa dan mendadak pinjam uang dari rentenir. Semua uangnya saya serahkan ke Samsudin," katanya.

Akan tetapi hal itu justru menjadi malapetaka bagi janda tiga anak tersebut. Rosdiana kini ditagih karena utangnya sudah jatuh tempo.

"Tiap hari selalu didatangi (rentenir). Hidup saya tidak tenang," ujarnya.

Menurut warga Desa Ragi, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, itu uang yang dipinjam itu harus dikembalikan dalam tempo satu pekan. Jika tidak, maka akan dikenakan tambahan bunga.

"Kalau dalam satu bulan uang Rp 6 juta ini tidak saya kembalikan, saya harus bayar bunganya Rp 1,5 juta," ujarnya.

Saat ini, polisi telah menangani kasus penipuan itu. Rosdiana berharap agar uangnya dikembalikan.

"Harapan saya uang yang diambil Samsudin ini bisa dikembalikan. Sehingga ke depan saya tidak lagi terbebani dengan utang piutang, apalagi dengan rentenir," ujarnya.




(dpw/iws)

Hide Ads