Kuasa Hukum Bantah Ada Aktor Intelektual Pembakaran Resort di Bugbug

Kuasa Hukum Bantah Ada Aktor Intelektual Pembakaran Resort di Bugbug

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Selasa, 19 Sep 2023 14:48 WIB
Tim kuasa hukum warga Desa Bugbug, Karangasem, saat memberikan keterangan kepada wartawan di Polda Bali, Selasa (19/9/2023). (Foto: I Wayan Sui Suadnyana/detikBali)
Tim kuasa hukum warga Desa Bugbug, Karangasem, saat memberikan keterangan kepada wartawan di Polda Bali, Selasa (19/9/2023). Foto: I Wayan Sui Suadnyana/detikBali
Denpasar -

Tim kuasa hukum warga Desa Bugbug, Karangasem, Bali, membantah adanya aktor intelektual dalam kasus perusakan hingga pembakaran Detiga Neano Resort. Tim kuasa hukum memastikan tindakan itu terjadi karena spontanitas.

"Memang spontanitas semua. Jadi, tidak ada suruhan. Yang namanya tim intelektual itu tidak ada," kata salah satu kuasa hukum warga Desa Bugbug Ida Bagus Putu Agung di Polda Bali, Selasa (19/9/2023).

Sebelumnya, ratusan warga Desa Bugbug menjebol tembok resort yang tengah dibangun di desa tersebut, Rabu (30/8/2023). Bahkan, para pengunjuk rasa yang menolak pembangunan resort itu sempat menutup jalan dengan batu dan melakukan pembakaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak terima, kontraktor resor kemudian melaporkan perusak pembangunan sanggraloka itu ke polisi. Aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh itu disebut merugikan investor mencapai Rp 5 miliar.

Agung mengatakan demonstrasi warga yang dilakukan pertama dan kedua ditemui oleh Wakil Bupati (Wabup) Karangasem Wayan Artha Dipa. Saat demonstrasi kedua, Artha Dipa menjanjikan akan menutup sementara proyek Detiga Neano Resort.

ADVERTISEMENT

Namun, janji yang dilontarkan oleh Wabup Artha Dipa tidak terlaksana. Masyarakat Desa Bugbug kemudian kembali melakukan tindakan demonstrasi untuk kali ketiga.

"Demo tersebut sudah sesuai dengan prosedur atau undang-undang. Artinya, sebelum melakukan demo sudah mengajukan permohonan baik itu instansi terkait," ungkap Agung.

Menurut Agung, warga menyayangkan tidak ada perwakilan Pemkab Karangasem yang datang saat aksi protes ketiga. Warga juga kecewa lantaran gedung DPRD Kabupaten Karangasem dikunci saat warga ingin menyalurkan aspirasi.

"Artinya tidak ada yang mau menerima si pendemo ini. Nah secara logika artinya aspirasi masyarakat itu tidak tersalurkan dari janji-janji yang sudah diberikan oleh si wakil bupati," terang Agung.

Warga Desa Bugbug kemudian menyelesaikan aksi demonstrasi itu di Lapangan Tanah Aron. Mereka diminta untuk membubarkan diri dan diinstruksikan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Namun, sebagian warga lantas mendatangi lokasi pembangunan Detiga Neano Resort. Mereka meluapkan kekecewaan dengan melakukan perusakan hingga pembakaran proyek resort yang disebut masuk kawasan suci itu.

"Karena kawasan tersebut memang kawasan suci yang dianggap sakral oleh masyarakat tersebut. Itu asal mulanya bisa terjadi kerusakan," tandasnya.




(iws/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads