Duka Keluarga Saat Kuningan, Wayan Wandani Tewas Usai Sembahyang

Kecelakaan Maut Baturiti

Duka Keluarga Saat Kuningan, Wayan Wandani Tewas Usai Sembahyang

tim detikBali - detikBali
Senin, 20 Jun 2022 07:55 WIB
Tim dari Traffic Accident Analisys (TAA) Ditlantas Polda Bali melakukan pemindaian untuk melengkapi olah TKP di lokasi tabrakan beruntun, Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti.
Tim dari Traffic Accident Analisys (TAA) Ditlantas Polda Bali melakukan pemindaian untuk melengkapi olah TKP di lokasi tabrakan beruntun, Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali. Foto: Chairul Amri Simabur
Tabanan -

Duka mendalam dirasakan keluarga korban kecelakaan maut di Baturiti, Tabanan, Bali. Ni Wayan Wandani atau Bu Okta (30), tewas dalam kecelakaan beruntun usai sembahyang Kuningan pada Sabtu lalu. Rencananya, jenazah Wandani akan dimakamkan hari ini, Senin (20/6/2022).

Ditemui detikBali di rumah duka, Banjar Adat Pacung, Baturiti, Minggu (19/6/2022), suami korban, I Nyoman Sukra (35), tampak termenung dan matanya sembab. Ia dan anak-anaknya terlihat sangat terpukul dan sedih.

Kakak sepupu dari suami mendiang, I Wayan Suadarma (53), mengaku suami dan keluarga sudah ikhlas atas peristiwa yang menimpa mendiang Wayan Wandani. Namun, pihaknya tetap menginginkan ada pertanggungjawaban dari perusahaan bus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namanya kecelakaan (kami ikhlas). Tapi kami berharap tetap ada tanggung jawab dari perusahaan bus untuk kebaikan bersama. Kami nggak akan ngotot-ngotot begitu. Urusan di kepolisian silakan itu (jalan)," katanya, saat ditemui di rumah duka.

Wandani dan Sukra diketahui menikah sekitar sepuluh tahun lalu dan telah dikarunia tiga orang anak. Sehari-hari, korban sebagai ibu rumah tangga. Ia dikenal aktif ngayah jika ada kegiatan di masyarakat. Selebihnya membantu pekerjaan suaminya sebagai petani.

"Kadang bantu suaminya bertani. Kadang ngayah ke banjar," ujar Suadarma.

Tewas Setelah Ngelungsur Banten

Insiden kecelakaan yang menewaskan Wandani terjadi setelah ia ngelungsur banten. Korban tewas di depan rumahnya sekitar pukul 12.00 Wita.

Suadarma mengatakan, saat itu korban baru saja ngelungsur banten atau mengambil sarana persembahyangan Hari Raya Kuningan. Ia memperkirakan, Wandani dan anaknya berjumpa di dekat pintu masuk rumah sambil berjalan kaki.

"Korban habis ngelungsur banten sama anaknya. Mungkin anaknya ngelungsur banten di pura lain. Korban ini ngelungsur banten di merajan sini," kata Made Armawan, sepupu suami korban, Minggu (19/6/2022).

Wandani Menyelamatkan Putrinya

Saat tabrakan beruntun terjadi, korban masih sempat menyelamatkan anak sulungnya, Ni Luh Putu Okta. Sebelum kejadian, diceritakan Suadarma, putri sulung korban berjalan kaki pulang usai sembahyang Hari Raya Kuningan.

Tiba-tiba ada bus melaju dan mengarah ke keduanya. Wandani yang menyadari peristiwa tersebut, langsung mendorong anaknya agar tidak tertabrak bus. Nahas, ia tak bisa menghindar dan tewas tertabrak bus.

"Nyawanya (Putu Okta) terselematkan setelah mendiang ibunya mendorong agar luput dari tabrakan," terangnya.

Kronologi Kecelakaan Maut Baturiti

Tabrakan beruntun terjadi di Jalur Denpasar-Singaraja, Banjar Pacung, Desa Baturiti, Tabanan, Bali, pada Sabtu (18/6/2022). Satu unit bus pariwisata yang mengangkut rombongan pelajar dan guru dari SMP Labschool UNESA 2 Surabaya, Jawa Timur, menabrak belasan mobil dan motor.

Informasi di lokasi kejadian, kecelakaan itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 11.15 Wita. Waktu kejadian, saksi I Wayan Mager, sedang duduk di bale bengong pinggir jalan. Kebetulan posisi bale bengong itu lebih tinggi dari permukaan jalan. Dari atas, ia melihat bus sudah berjalan zig-zag dari arah Bedugul menuju Denpasar.

"(Bus) itu pelan-pelan, tapi jalan terus," ujar Wayan Mager.

Bus berwarna oranye dengan pelat B 7134 WGA itu, terus melaju di jalan turunan dan menabrak satu per satu kendaraan di depannya. Bus baru terhenti setelah menabrak bale bengong area parkir Restoran Anantaboga yang jaraknya lebih dari satu kilometer.

"Katanya ada 12 (kendaraan) yang kena. Tapi saya tidak lihat langsung. Saya langsung lemas. Keras bunyinya. Sampai pohon (perindang) rebah," kata Mager.

Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra mengungkapkan, dalam kejadian ini diketahui korban sebanyak sembilan orang. Ssatu orang di antaranya tewas, yakni Ni Wayan Wandani (30).

Sementara itu, berdasarkan pengakuan sopir, rem bus yang dikendarai blong hingga menyebabkan tabrakan beruntun. Sopir mengaku berupaya mengendalikan jalannya bus dengan memperkecil gigi dan memanfaatkan rem angin.

"Pengakuan sopir (bus) remnya blong. Rem angin juga sudah dicoba berkali-kali tidak bisa, main persneling lah, untuk mengurangi kecepatan. Tapi (bus) tetap meluncur juga," kata Kapolres saat dihubungi detikBali melalui telepon, Minggu (19/6/2022).

Sopir Bus Ditetapkan Tersangka

Polisi menetapkan sopir bus pariwisata berinisial AS (38), yang menabrak belasan kendaraan di Jalur Denpasar-Singaraja, Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti, sebagai tersangka. Polres Tabanan juga telah menahan sopir bus tersebut.

Sopir diduga melakukan kelalaian saat berkendaraan dan mengakibatkan kerusakan barang, korban luka ringan, dan korban meninggal. Dugaan pelanggaran itu sesuai ketentuan Pasal 310 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

"Kami sudah gelar perkara. Sopir sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Kami terapkan Pasal 310 ayat satu, dua, dan empat," jelas AKBP Ranefli, Minggu (19/6/2022).

Selain menetapkan sopir bus tersangka, polisi juga memeriksa tujuh orang saksi dalam insiden tabrakan beruntun di Baturiti. Tujuh orang saksi yang diperiksa, yaitu kernet dan beberapa penumpang bus.

"Kalau di lapangan banyak (saksi). Interogasi singkat setelah kejadian ada belasan orang. Kemudian pemeriksaan mendalam di polres sebanyak tujuh orang," jelasnya.

Kesaksian Penumpang Bus

Sopir bus AS menceritakan detik-detik mencekam terjadinya peristiwa kecelakaan beruntun di Baturiti. Kepada polisi, ia mengaku sudah berupaya mengendalikan jalannya bus saat terjadi rem blong.

"Dibantu kernetnya. Saat banting setir ke tebing, kernet meminta para penumpang merapat ke kanan semua. Karena dia (sopir) mau banting setir ke kiri," ungkap Kapolres Tabanan.

Salah satu guru SMP Labschool UNESA 2 Surabaya, Grace Oktoviena, yang ikut dalam rombongan bus nahas itu, juga menceritakan detik-detik kecelakaan maut. Situasi di dalam bus saat itu sudah penuh kepanikan para pelajar dalam rombongan berteriak-teriak. Beberapa di antara mereka ada yang luka terkena pecahan kaca, ada juga yang kram.

"Pertama takut (bus) terbalik. Kedua takut meledak. Makanya begitu busnya berhenti anak-anak pecahkan kaca," ungkapnya, saat ditemui detikBali di lokasi kejadian, Sabtu (18/6/2022).

Begitu kaca di sisi kanan bus pecah, ia dan guru-guru lainnya melompat keluar dari jendela. "Saya loncat turun. Terus bantu anak-anak yang masih di dalam untuk turun," pungkasnya.




(irb/irb)

Hide Ads