Mengenal Pura Luhur Silayukti, Tempat Pasraman Mpu Kuturan

Mengenal Pura Luhur Silayukti, Tempat Pasraman Mpu Kuturan

Ni Made Gita Julianti - detikBali
Jumat, 19 Sep 2025 09:45 WIB
Pura Luhur Silayukti di Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem. (Dok. Kanwil Kemenag Bali)
Foto: Pura Luhur Silayukti di Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem. (Dok. Kanwil Kemenag Bali)
Karangasem -

Bali dikenal sebagai pulau seribu pura. Julukan ini mencerminkan banyaknya pura di Pulau Dewata. Salah satu pura yang cukup dikenal di Bali adalah Pura Luhur Silayukti.

Pura Luhur Silayukti menjadi salah satu Pura Dang Kahyangan di Bali. Sesuai namanya, pura ini terdiri dari dua kata, yakni 'sila' yang berarti 'dasar' dan yukti artinya 'benar'. Walhasil, silayukti berarti dasar dari kebenaran sehingga bagi umat Hindu yang bersembahyang ke Pura Luhur Silayukti benar-benar memegang teguh kebenaran sesuai ajaran agama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah

Pura Luhur Silayukti berada di Teluk Padang atau yang kini dikenal sebagai Padangbai, tepatnya di sebuah bukit bernama Gunung Luhur. Tempat ini dahulu menjadi pasraman Mpu Kuturan, tokoh penting yang merumuskan konsep penataan kehidupan beragama di Bali.

Naskah Dwijendra Tattwa menyebutkan Raja Gelgel, Dalem Waturenggong, pernah mengutus Ki Gusti Penyarikan untuk menghantarkan Danghyang Nirartha beristirahat di pasraman Mpu Kuturan di Silayukti.

ADVERTISEMENT

Selain menjadi tempat perenungan Mpu Kuturan, pura ini juga diyakini pernah didatangi Mpu Bharadah, utusan Raja Airlangga dari Jawa. Pertemuan kedua tokoh spiritual ini memperkuat peran Pura Luhur Silayukti sebagai pusat pengembangan ajaran Hindu di Bali.

Tak cuma itu, Pura Luhur Silayukti tercatat sebagai salah satu tempat suci yang pernah dikunjungi Panca Pandita atau Panca Tirtha, yakni Mpu Gnijaya, Mpu Sumeru, Mpu Ghana, Mpu Kuturan, dan Mpu Bharadah.

Peninggalan dan Bangunan Pura

Kompleks Pura Luhur Silayukti memiliki sejumlah pelinggih dan bangunan suci. Sejumlah pelinggih itu adalah pengayatan Lempuyang Luhur, Lempuyang Madya, Sapta Patala, Panca Tirta hingga pelinggih Rwa Bhineda. Pelinggih khusus Mpu Kuturan diganti dengan meru tumpang tiga yang masih berdiri hingga kini.

Pura ini juga menyimpan peninggalan unik seperti menjangan sakaluang karya Mpu Kuturan, padmasana, serta gedong betel yang dipersembahkan untuk Bhatara Manik Angkeran.

Secara keseluruhan, terdapat empat areal persembahyangan di kawasan ini, yakni Pura Silayukti, Pura Tanjung Sari, Pura Telaga Mas, dan Pura Payogan. Pura Tanjung Sari dipercaya sebagai tempat peristirahatan Mpu Bharadah ketika berkunjung menemui Mpu Kuturan.

Fungsi

Pura Luhur Silayukti hingga kini tetap menjadi pusat kegiatan spiritual umat Hindu. Pujawali atau piodalan digelar setiap 210 hari sekali, tepat pada Buda Kliwon wuku Pahang berdasarkan kalender Bali. Ribuan umat Hindu datang ke Pura Luhur Silayukti untuk melakukan persembahyangan pada momen tersebut.

Pura Luhur Silayukti pada masa lalu juga berfungsi sebagai tempat pengajaran pemujaan Tuhan dalam konsep Dewa Trimurti, yakni Brahma, Wisnu, dan Siwa, yang melambangkan proses penciptaan (utpati), pemeliharaan (sthiti), dan peleburannya (pralina).

Lokasi dan Rute

Pura Luhur Silayukti berada di Jalan Silayukti, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem. Perjalanan menuju pura ini memakan waktu sekitar 1,5 jam dengan kendaraan dari Denpasar. Selain menjadi destinasi spiritual, kawasan Padangbai juga dikenal dengan keindahan pantainya yang memikat wisatawan.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads