Pelinggih Ratu Niang Sakti Dikunjungi Pemedek Dalam-LN, Minta Jodoh-Keturunan

Pelinggih Ratu Niang Sakti Dikunjungi Pemedek Dalam-LN, Minta Jodoh-Keturunan

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 22 Mei 2023 06:20 WIB
Suasana di Pelinggih Ratu Niang Sakti di Jalan Kumbakarna, Denpasar, Bali pada Minggu (21/5/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Foto: Suasana di Pelinggih Ratu Niang Sakti di Jalan Kumbakarna, Denpasar, Bali pada Minggu (21/5/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Denpasar -

Pelinggih Ratu Niang Sakti yang berada di Jalan Kumbakarna, Denpasar, Bali banyak dikunjungi pemedek (umat Hindu yang akan melakukan persembahyangan), baik dari dalam negeri maupun luar negeri sejak beberapa waktu lalu. Pemangku Pelinggih Ratu Niang Sakti Anak Agung Ngurah Gede Agung menjelaskan tak sedikit kunjungan berasal dari Medan hingga Papua.

Sementara, dari luar negeri berasal dari Swiss, Belanda, Jepang hingga Australia. Pria yang akrab disapa Turah Gede ini menjelaskan Pelinggih Ratu Niang Sakti tak hanya didatangi oleh umat agama Hindu saja tapi, juga dari agama lainnya.

"Sekian tahun makin banyak yang ke sini dan doanya macam-macam dari permintaan tentang pekerjaan, cari jodoh dan keturunan," ucap Turah Gede, Minggu (21/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menceritakan banyak kisah menakjubkan yang terjadi selama ini mengingat Pelinggih Ratu Niang Sakti yang memang terkenal untuk memohon sesuatu.

"Ada orang dari Medan yang sudah sembilan tahun menikah tapi belum punya anak. Lalu dia lihat di YouTube (tentang pelinggih ini) dan berdoa dari Medan. Akhirnya dia punya anak perempuan," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Ada lagi kisah lainnya, sambung Turah Gede, di mana seorang pria yang berdomisili di Papua datang berdoa ke Pelinggih Ratu Niang Sakti untuk dimudahkan jodohnya. "Dia lalu pulang ke Papua dan setelah satu minggu dia bilang ke saya kalau sudah dapat jodoh dan mengucapkan terimakasih," tuturnya.

Selain itu, pada tahun lalu total ada 25 orang yang berhasil lolos menjadi polisi setelah berdoa di Pelinggih Ratu Niang Sakti. "Intinya niat yang tulus (dalam bersembahyang)," ungkap pria berusia 74 tahun itu.

Turah Gede pun menerangkan Pelinggih Ratu Niang Sakti dibangun sejak 18 Oktober 1998 dan sebelumnya area di kawasan tersebut hanya ada tebing. Kini, selain dapat bersembahyang di Pelinggih Ratu Niang Sakti, masyarakat juga dapat melakukan pembersihan diri atau melukat di Griya Dalem Taman Beji.

"Sarana untuk melukat biasanya pejati, kelapa gading, canang 15 biji, dan sirih. Untuk melukat bisa dari pukul 10.00-13.00 Wita dan kalau dari sore dari pukul 17.00 Wita," imbuhnya.




(nor/bir)

Hide Ads