Rahajeng Purnama Kapat! Hari Baik untuk Bersedekah di Bulan Kartika

Rahajeng Purnama Kapat! Hari Baik untuk Bersedekah di Bulan Kartika

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Senin, 10 Okt 2022 06:15 WIB
Umat Hindu membawa sesajen saat persembahyangan Hari Raya Galungan di tengah situasi aktifitas Gunung Agung pada level siaga di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (1/11). Sebagian warga Besakih masih berada di pengungsian bersama warga dari lima desa lainnya karena masuk kawasan rawan bencana di radius 7,5km namun kawasan Pura Besakih telah dinyatakan aman setelah status gunung tersebut diturunkan dari awas ke siaga. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/pras/17.
Ilustrasi persembahyangan umat Hindu di Bali. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Denpasar -

Soma Wage Dukut atau Senin 10 Oktober 2022 bertepatan dengan purnama sasih kapat. Menurut keyakinan umat Hindu Bali, purnama merupakan hari yang baik untuk bersedekah. Sementara itu, sasih kapat atau yang dikenal pula dengan istilah bulan kartika, dianggap sebagai bulan keseimbangan.

Dosen Agama Hindu di STKIP Agama Hindu Amlapura I Nyoman Subadra (62) menjelaskan Purnama Kapat merupakan puncak dari payogan Sang Hyang Candra. Konon, siapapun yang berbuat baik saat itu akan mendapat pahala yang berlipat ganda.

"Sebenarnya Purnama sudah merupakan hari baik dan ditambah dengan sasih kapat maka akan menjadi sempurna dan sangat spesial. Menurut lontar Sundarigama, siapapun yang berbuat baik pada saat itu maka pahala yang didapat akan maksimal bahkan berlipat ganda," tutur Subadra, Minggu (9/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subadra kemudian menjelaskan perbedaan sasih (bulan) kapat dengan sasih yang lainnya. Menurutnya, sasih kapat merupakan sasih keseimbangan. Sasih kapat atau yang kerap disebut bulan kartika dianggap paling istimewa karena dalam bahasa sansekerta yang berarti gudangnya hari baik.

"Jadi saat Purnama Sasih Kapat, masyarakat sangat diharapkan untuk melakukan persembahyangan utamanya di merajan masing-masing. Bisa dengan menghaturkan minimal canang sari dan berdoa supaya senantiasa selalu mendapat keselamatan, rezeki, kesehatan dan yang lainnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari," kata Subadra yang juga merupakan Ketua PHDI Kecamatan Karangasem.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari laman resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia, purnama sasih kapat (Kartika) juga sering dianggap istimewa karena saat inilah para pedamba keindahan mendapat inspirasi berkarya. Sasih kapat dianggap sebagai bulan penuh keindahan sebagaimana sering ditulis oleh para kawi dalam karya sastra seperti kekawin.

Ki Dharma Tanaya dalam ulasannya di Warta Hindu Dharma 538 dan 539 Nopember 2011 menyebut para kawi yang berkelana di masa kapat atau kartika menggambarkan dunia diperciki gerimis dari langit.

Ia mengutip Mpu Monaguna, pengarang kekawin Sumanasantka yang menggambarkan keindahan bulan kartika: ombak tak henti-hentinya terpecah pada batu-batu karang, burung-burung melayang di atas air, bersamaan dengan laron beriringan keluar dari tanah setelah hujan pertama.

Menurut Ki Dharma Tanaya, Mpu Nirartha dalam karyanya Anyang Nirartha juga menyiratkan keindahan bulan kartika dengan sangat mengesankan. Ia menggambarkan Sang Dewi yang memesona layaknya suasana saat bulan Kartika. Sementara itu, Mpu Tanakung yang menyebut bulan Kartika sebagai amreta masa, yakni masa yang memberikan vitalitas hidup dan kegairahan untuk melakukan yoga sastra.

Karena purnama kapat merupakan hari istimewa, biasanya banyak umat Hindu yang menggelar upacara dan persembahyangan hari ini. Di beberapa daerah, ada juga pura yang menggelar piodalan berskala besar.




(iws/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads