Setelah sempat absen 3 kali lantaran Pandemi COVID-19, Pekenan Ten-ten di Banjar Pande, Desa Adat Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, akhirnya kembali digelar saat umanis Galungan, Kamis (9/6/2022). Pekenan Ten-ten ini semacam pasar kaget yang hanya digelar setelah Hari Raya Galungan.
Pekenan Ten-ten menjadi wadah bagi pemasaran produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di lingkungan setempat. Setidaknya ada 120 lapak pedagang UMKM yang terlibat dalam PekenanTen-ten kali ini.
"Pekenan Ten-ten ini istilahnya sebagai wadah UMKM. Kita sebagai generasi muda khususnya di STT Dharma Canthi, kita mewadahi UMKM itu di saat masa pandemi yang sulit saat ini," kata Ketua ST Dharma Cantih Banjar Pande Desa Adat Pedungan I Made Ode Dwiyana Putra di lokasi, Kamis (9/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan kita punya kegiatan seperti ini, itulah sebagai wadah (UMKM). Jadinya kita fasilitasi lagi, karena dulu sempat terhenti juga di musim pandemi dua tahun. Tiga kali Pekenan Ten-ten kita sudah setop," imbuhnya.
detikBali berkesempatan mengunjungi Pekenan Ten-ten yang digelar di Jalan Pulau Saelus, Kota Denpasar pada Kamis (9/6/2022), sekitar pukul 11.37 WITA. Suasana parkir di pintu masuk melalui Jalan Pulau Kawe cukup padat.
Benar saja, memasuki areal Pekenan Ten-ten, pengunjung cukup membeludak. Sebelum masuk ke areal pasar, pengunjung bisa membeli tiket seharga Rp 3.000 kepada panitia di pintu masuk.
Ada berbagai macam UMKM yang turut dihadirkan dalam Pekenan Ten-ten, dari produk kuliner hingga sandang. Ada pula pedagang mainan anak, dompet, jam, dan sebagainya.
Ode menuturkan, Pekenan Ten-ten kali ini merupakan gelaran yang ke-20 kalinya setelah disetop selama tiga kali di masa pandemi COVID-19. Sebelumnya, Pekenan Ten-ten absen dua kali di 2020 dan sekali pada 2021. Ia menyebut, gelaran Pekenan Ten-ten kali ini sudah mendapatkan izin dari Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa.
"Karena kita di STT sudah melihat kelonggaran-kelonggaran, dan juga pandemi sudah menurun istilahnya kasusnya, kita sudah dapat audiensi dengan Bapak Wakil (Walikota), dan sudah diizinkan, sudah dikasih lampu hijau lah istilahnya. Jadi karena kita sudah dikasih kesempatan yang baik untuk membuka lagi," tutur Ode.
Menurut Ode, tidak ada batasan antara warga lokal dengan pendatang dalam pemilihan UMKM yang dilibatkan dalam Pekenan Ten-ten. UMKM yang terlibat juga tidak dilakukan seleksi, hanya saja pihaknya membatasi hingga 120 UMKM saja.
"Bukan (hanya untuk warga lokal), memang kita umumkan se-Kota Denpasar, baik Bali pun kita terima. Kita endak ada batasan untuk warga lokal, yang penting UMKM-nya bisa untuk masyarakat menengah," ungkapnya.
"Seleksi nggak ada, yang penting kesiapan dari pedagang saja. Kalau kita, kalau kisaran 100 kita menampung, selebihnya itu kita nggak bisa, kita tolak kadang-kadang, karena kapasitasnya 100 sampai 120," tambahnya.
Ode menegaskan, hasil penjualan para UMKM di Pekenan Ten-ten semuanya diterima oleh mereka. Hanya saja, bagi UMKM yang menyewa tenda, mereka dikenakan biaya sewa sebesar Rp 350 ribu selama dua hari.
"Kalau untuk biaya, kita kalau di tenda kena biaya 350 untuk dewa tenda. Itu sudah plus listrik. Kalau untuk yang seperti yang non tenda itu tergantung luas tempat yang diambil sama jenis dagangan," jelasnya.
Pekenan Ten-ten digelar selama dua hari, yakni pada Umanis hingga Paing Galungan dari pukul 08.00 WITA hingga 22.00 WITA.
(iws/iws)