PT Satria Trans Jaya sebagai operator Trans Metro Dewata menjamin 105 armada bus tetap terawat meski tak beroperasi lagi sejak 1 Januari 2025. Sampai hari ini, terhitung sudah 11 hari sarana transportasi massal di Bali itu tidak beroperasi.
"Minimal, kapan pun (TMD) sudah beroperasi, unitnya ready," ujar Manajer Operasional PT Satria Trans Jaya, Ida Bagus Eka Budi, ditemui detikBali di kantornya, Sabtu (11/1/2025).
Selama belum beroperasi, sebanyak 105 bus harus menjalani perawatan. Dua bus di antaranya menjalani perawatan overhaul alias turun mesin. Hal itu dilakukan sesuai jadwal perawatan fisik bus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai jadwal. Jadwalnya (perbaikan bus TMD) bersamaan dengan proses masa transisi (penghentian operasional bus)," kata Budi.
Pantauan detikBali, ada dua bus TMD yang sedang diperbaiki oleh teknisi di kantor PT Satria Trans Jaya. Satu bus sedang menjalani perawatan overhaul. Posisinya, terangkat dongkrak.
Bus lainnya sedang menunggu perbaikan setelah ditabrak motor beberapa waktu lalu di bumper belakang bus. Sedangkan, satu bus lagi terlihat kosong karena sudah diperbaiki.
"Itu busnya sedang diperbaiki. Kalau yang itu, bus yang ditabrak motor. Itu kalau jalan (bus yang ringsek ditabrak motor) bisa kena pelanggaran," kata Budi saat menunjuk bus yang diperbaiki.
Budi mengatakan bus yang diperbaiki itu merupakan tiga bus inti yang selama ini dioperasikan. Ada kode TV di nomor lambung yang ditempel di kaca depan bus.
Selain tiga bus itu, sisa bus lain, termasuk yang cadangan dengan kode nomor lambung CAD tertempel di kaca depan, juga dilakukan perawatan. Misalnya, bus tetap dicuci tiap tiga hari sekali dan mesinnya dipanaskan.
"Bus cadangan bukan berarti didiamkan. Tetap jalan. Agar proses maintenance berjalan. Bus cadangan masih ada di pool (di Sentra Parkir Kuta dan di Terminal Ubung) karena masih menunggu proses atau belum terjadwal," kata Budi.
Menurut Budi, sebanyak 17 teknisi bus yang bersiaga sejak operasionalnya TMD dihentikan pada 1 Januari 2025. Mereka melakukan perawatan rutin seperti mencuci dan memeriksa kelengkapan interior bus.
Seperti diketahui, biaya operasional bus yang disubsidi pemerintah pusat itu mencapai Rp 6 miliar per bulan. Dananya dikorek dari APBN. Sebelum dihentikan, setiap hari ada 95 bus beroperasi melayani enam koridor. Sementara, 10 bus lainnya sebagai armada cadangan.
(hsa/hsa)