Tidur Panjang Trans Metro Dewata Berujung Penjualan 26 Bus

Round Up

Tidur Panjang Trans Metro Dewata Berujung Penjualan 26 Bus

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 02 Mar 2025 08:10 WIB
Bus Raya Terpadu Trans Metro Dewata (TMD) resmi berhenti beroperasi di Bali. Pengelola kesulitan memenuhi biaya operasional.
Foto: Armada bus Trans Metro Dewata parkir di Terminal Ubung sejak berhenti beroperasi. (Antara Foto/Fikri Yusuf)
Denpasar -

Tidur panjang bus Trans Metro Dewata (TMD) berujung pada berkurangnya armada. PT Satria Trans Jaya sebagai operator terpaksa menjual 26 bus.

Puluhan bus itu terjual sejak Selasa (25/2/2025). Operator terpaksa menjual bus untuk membiayai operasional dan gaji karyawan. Sebab, salah satu investor menyatakan mundur.

"Sejak hari Selasa (sudah terjual). Proses (penjualan) sudah sejak seminggu lalu. Bussiness to business (B to B). Jadi, ya sudah laku. Laku 26 unit," kata Manajer Operasional PT Satria Trans Jaya, Eka Budi, saat dihubungi detikBali, Sabtu (1/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 25 bus TMD dibeli oleh perusahaan transportasi asal Jawa Timur, PO Bagong Transport, sementara satu unit lainnya dibeli oleh seorang individu.

Eka Budi enggan menyebutkan harga jual 26 unit bus serta identitas pembeli terakhir. Ia memastikan bahwa seluruh bus yang terjual telah melalui pemeriksaan fisik dan dalam kondisi layak jalan.

"Terjual berapa semuanya saya nggak tahu. Datanya semua di pimpinan," kata Eka Budi.


Operasional TMD Belum Pasti

Dengan terjualnya 26 unit bus, kini tersisa 79 unit bus TMD. Meski jumlah armada berkurang, TMD tetap akan melayani sejumlah rute di enam koridor jika sudah dinyatakan mulai beroperasi kembali.

Namun, hingga kini belum ada kepastian kapan bus TMD akan kembali beroperasi. Informasi sementara menyebutkan bahwa bus TMD direncanakan kembali beroperasi pada Juni 2025.

"Prosesnya panjang. Infonya Juni (beroperasi lagi). Tapi, ya kelamaan lah. Kasihan pramudinya. Semoga bisa dipercepat," ujarnya.

Alasan 26 Bus TMD Dijual

Eka Budi menjelaskan bahwa penjualan 26 unit bus TMD dilakukan karena salah satu dari empat investor atau pemegang saham mengundurkan diri. Investor yang mundur tersebut adalah PT Dewata Transport.

"Dijual karena ada pemegang saham yang mundur satu. PT Dewata Transport," katanya.

Mundurnya satu investor membuat pihaknya harus mencari cara untuk membiayai operasional perusahaan, menggaji karyawan, dan membayar utang. Salah satu solusi yang diambil adalah menjual 26 unit bus TMD.

"Entar yang gaji karyawan siapa kalau busnya nggak dilepas. Gaji karyawan, piutang perusahaan, kan ada," ujarnya.

Kini, ia berharap Pemerintah Provinsi Bali dapat segera memulai kembali operasional TMD agar layanan transportasi ini tetap berjalan dan karyawan tidak terdampak lebih lama. TMD sendiri berhenti beroparasi sejak 1 Januari 2025.

Janji Gubernur Koster

Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster berjanji bakal mengaktifkan kembali bus TMD. Untuk itu, Koster segera mengumpulkan wali kota dan bupati membahas operasional bus berwarna merah hitam tersebut.

"(Saya) akan kumpul dengan Pak Wali Kota Denpasar, Bupati Badung, Gianyar, dan Tabanan," kata Koster di sela acara HUT Kota Denpasar, di Lapangan Lumintang Denpasar, Bali, Kamis (27/2/2025).

Koster menegaskan pengaktifan kembali bus TMD menjadi prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali saat ini. Adapun, biaya untuk operasional bus TMD bakal menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan.

"Ini diperhitungkan akan mampu mengatasi masalah kemacetan di wilayah Sarbagita. Utamanya Denpasar, dan Badung," jelas Koster.




(hsa/hsa)

Hide Ads