Operasional bus Trans Metro Dewata (TMD) belum aktif semenjak ditutup pada 1 Januari 2025. Penutupan operasional berdampak terhadap 105 armada bus TMD yang dioperasikan PT Satria Trans Jaya.
Akibat bus TMD belum beroperasi, PT Satria Trans Jaya terpaksa menjual sebagian armadanya. Sudah ada sebanyak 26 bus yang dijual untuk menutupi biaya perawatan dan gaji karyawan. Walhasil, kini hanya 79 armada yang tersisa.
Penjualan bus 'tayo' itu bisa saja bertambah jika tak kunjung beroperasi lagi. "Saya nggak bisa mendahului pimpinan, tetapi kalau potensi ya mungkin saja ada potensi (dijual)," kata Manager Operasional PT Satria Trans Jaya, Ida Bagus Eka Budi, saat dihubungi detikBali, Minggu (2/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi melanjutkan, biaya perawatan dan gaji karyawan harus tetap berjalan meski tidak ada pemasukan. Perusahaan membutuhkan dana tak kurang dari Rp 500 juta setiap bulan.
"Karena kan biayanya ini kan sudah dua bulan, satu bulan aja kami harus nyiapin setengah miliar," ungkap Budi
Budi berharap pemerintah dapat segera mengaktifkan kembali bus TMD agar masyarakat juga dapat terlayani.
Sebelumnya, Sebanyak 26 bus TMD telah terjual sejak Selasa (25/2/2025). Penjualan puluhan unit bus ini dilakukan untuk membiayai operasional dan gaji karyawan PT Satria Trans Jaya sebagai operator setelah investor mundur.
"Sejak hari Selasa (sudah terjual). Proses (penjualan) sudah sejak seminggu lalu. Bussiness to business (B to B). Jadi, ya sudah laku. Laku 26 unit," kata Eka Budi, Sabtu (1/3/2025).
Sebanyak 25 bus TMD dibeli oleh perusahaan transportasi asal Jawa Timur, PO Bagong Transport, sementara satu unit lainnya dibeli oleh seorang individu.
Eka Budi enggan menyebutkan harga jual 26 unit bus serta identitas pembeli terakhir. Ia memastikan bahwa seluruh bus yang terjual telah melalui pemeriksaan fisik dan dalam kondisi layak jalan.
"Terjual berapa semuanya saya nggak tahu. Datanya semua di pimpinan," kata Eka Budi.
Koster Janji Hidupkan TMD
Gubernur Bali, Wayan Koster, berjanji untuk kembali menghidupkan operasional bus Trans Metro Dewata (TMD). Koster mengungkapkan baru ada anggaran pada Juni 2025 untuk mengoperasikan kembali bus merah hitam itu.
Hal itu diungkapkan Manajer Operasional PT Satria Trans Jaya, Ida Bagus Eka Budi. PT Satria Trans Jaya bertemu dengan Koster di rumah jabatan Jayasabha, Denpasar, Sabtu (1/3/2025).
"Kalau bahasa Pak Gubernur Koster sih Juni baru ada anggarannya," kata Budi saat dihubungi detikBali, Minggu (2/3/2025).
Budi mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan menggunakan menganggarkan operasional TMD melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan mendahului. Namun, mekanisme dan prosedurnya cukup memakan waktu.
"Yang pertama harus menunggu surat edaran (SE) dari Kemendagri, setelah ada SE itu baru bisa dibahas di DPRD Provinsi Bali," ungkap Budi.
Budi berharap proses tersebut dapat dipercepat dan menjadi prioritas untuk segera dieksekusi. "Mudah-mudahan beliau mempercepat atau memprioritaskan prosesnya, harusnya 14 hari kerja bisa 7 hari kerja," jelas Budi.
Diaktifkan Seluruh Koridor
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, mengatakan Koster telah berkomitmen mengaktifkan kembali seluruh koridor TMD. Pengaktifan operasional diiringi dengan perbaikan frekuensi, termasuk peningkatan kualitas layanan di jalur darat.
"Proses mengikuti APBD dan akan membutuhkan waktu, (prosesnya) paling cepat April," ungkap Samsi.
Samsi menyampaikan anggaran yang dikeluarkan sekitar Rp 60 miliar per tahun. "Sekitar Rp 60 miliar per tahun yang akan ditanggung oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-Sarbagita," sambung dia.
(hsa/hsa)