Pengeluaran Pribadi Kerek Inflasi Tahunan NTB

Pengeluaran Pribadi Kerek Inflasi Tahunan NTB

Nathea Citra - detikBali
Jumat, 01 Nov 2024 19:28 WIB
Kepala BPS NTB Wahyudin. (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Kepala BPS NTB Wahyudin. (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat terjadi inflasi di NTB sebesar 1,44 persen secara year on year (yoy). BPS menyebut kelompok pengeluaran pribadi jadi pemicu utama inflasi di NTB pada Oktober 2024.

"Kelompok pengeluaran pribadi memberikan andil terbesar pada inflasi Oktober 2024, yakni sebesar 6,85 persen," kata Kepala BPS NTB Wahyudin di Mataram, Jumat (1/11/2024).

Wahyudin menuturkan selain perawatan pribadi, ada kelompok pengeluaran yang juga memberikan andil inflasi pada Oktober 2024. Di antaranya kelompok pendidikan sebesar 3,82 persen, kelompok rekreasi 2,09 persen, kelompok penyedia makan dan minuman atau restoran 1,94 persen, kelompok pakain dan alas kaki 1,39 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lalu ada juga kelompok perumahan air dan listrik 1,36 persen, kelompok kesehatan 1,07 persen, kelompok makan minum dan tembakau 0,98 persen, kelompok transportasi 0,62 persen, serta kelompok perlengkapan rumah tangga 0,42 persen," ujar Wahyudin.

Dari data BPS, komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi secara yoy pada Oktober 2024 di antaranya emas perhiasan, sigaret kretek mesin (Skm), sewa rumah, akademi atau perguruan tinggi, sigaret kretek tangan (Skt), kopi bubuk, nasi dengan lauk, gula pasir, bawang merah, dan masih banyak lagi.

ADVERTISEMENT

Jika dilihat dari inflasi antar wilayah cakupan indeks harga konsumen (IHK) Provinsi NTB pada Oktober 2024, Kota Mataram memiliki IHK sebesar 106, dengan inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,03 persen. Sementara inflasi yoy sebesar 1,61 persen.

Disusul, IHK Kabupaten Sumbawa sebesar 105,74 persen dengan inflasi m-to-m 0,18 persen dan inflasi yoy 0,84 persen. Sementara, IHK di Kota Bima tercatat sebesar 106,43 persen dengan inflasi m-to-m minus 0,03 persen, dan inflasi year on year 2,51 persen.

"Dari ketiga wilayah kabupaten/kota IHK di Provinsi NTB, hanya Kota Bima yang mengalami deflasi month to month pada Oktober 2024," jelas Wahyudin.

Di sisi lain, inflasi NTB secara m-to-m tercatat sebesar 0,09 persen dengan beberapa komoditas yang turut andil menyebabkan inflasi.

"Di antaranya tomat 0,14 persen, emas perhiasan 0,07 persen, beras 0,06 persen, bawang merah 0,03 persen, dan sigaret kretek tangan 0,03 persen," tandas Wahyudin.




(nor/nor)

Hide Ads