Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) melepas ekspor vanili organik senilai Rp 6 miliar tujuan Amerika Serikat (AS) dan mutiara laut tujuan Australia senilai Rp 11 miliar di Kantor Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (HIT) NTB di Lembar, Kabupaten Lombok Barat.
Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi menuturkan ekspor yang dilakukan NTB kali ini dapat membuka peluang pada potensi komoditi pertanian, perkebunan, hasil kelautan, hingga perikanan di NTB. Ia meminta para petani vanili agar menjaga kualitas standar vanili organik. Mengingat, saat ini potensi pasar makanan-makanan organik tengah naik daun di sejumlah negara.
"Vanili organik berkualitas baik sesungguhnya tidak terkontaminasi oleh zat-zat kimia dalam proses produksinya dan tentu tidak mengandung unsur-unsur pestisida. Petani harus tetap menunjukkan komitmennya untuk menjaga standar kualitasnya, supaya tidak di-blacklist pasar ekspor, karena pasar ekspor menghendaki makanan-makanan organik yang menyehatkan," kata Gita, Rabu (9/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut mantan Penjabat (Pj) Gubernur NTB tersebut, NTB beberapa kali melakukan ekspor vanili ke sejumlah negara tetangga dengan volume ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2024, NTB telah mengekspor vanili sekitar 5-6 ton.
"Semoga bisa terus meningkatkan capaian atau volume ekspor dari sekarang 6 ton bisa menjadi 7-8 ton (di tahun berikutnya)," tutur Gita.
Gita juga menekankan agar petani mutiara di NTB terus menjaga kualitas produksinya. Pasalnya, mutiara NTB menjadi salah satu mutiara terbaik di Indonesia, bahkan mancanegara.
"Alhamdulillah, mutiara kita jadi komoditi andalan ekspor NTB yang juga harus tetap dijaga kualitasnya," imbuh Gita.
(nor/hsa)