Serapan gabah di Nusa Tenggara Barat (NTB) menurun 36 persen dibandingkan tahun lalu. Wakil Pimpinan Wilayah (Wapimwil) Bulog NTB Musazdin Said menuturkan menurunnya serapan gabah disebabkan oleh sejumlah faktor seperti El Nino.
Musa menerangkan El Nino menyebabkan kemarau panjang dan musim tanam mundur. Beberapa wilayah yang mengandalkan hujan untuk bercocok tanam seperti Sumbawa, Dompu, dan Bima mulai merasakan dampak pengaruh El Nino tersebut.
"Sementara lahan persawahan yang punya saluran irigasi, produksi padinya menurun karena mulai kekurangan suplai air," tutur Musa, Senin (23/9/2024). Penyebab lainnya serapan gabah menurun karena panen padi yang tidak serentak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musa menerangkan gabah yang bisa diserap oleh Bulog hingga saat ini sebesar 76.431 ton atau setara dengan 52.939 ton beras. Gabah yang diserap ini berasnya juga digunakan untuk penyaluran bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Serapan gabah diperoleh dari sejumlah daerah antara lain Kabupaten Lombok Tengah, Sumbawa, Bima, Lombok Barat, hingga Kota Mataram. "Untuk serapan yang paling banyak tahun ini dari Loteng, Lobar, Mataram, sekitar 10 ribu ton," papar Musa.
Musa mengeklaim meski serapan gabah menurun, stok yang ada di Bulog NTB diklaim masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat provinsi tersebut hingga enam bulan ke depan.
(gsp/iws)