Driver Ojol Keberatan Beli BBM Subsidi Dibatasi Mulai 17 Agustus

Denpasar

Driver Ojol Keberatan Beli BBM Subsidi Dibatasi Mulai 17 Agustus

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 11 Jul 2024 17:25 WIB
Ilustrasi BBM
Ilustrasi BBM. (Foto: dok. Pertamina)
Denpasar -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah akan mengatur pembelian BBM subsidi agar tepat sasaran. Pembelian BBM subdisi akan dibatasi mulai 17 Agustus 2024.

Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus buka suara terkait wacana yang dilempar Luhut itu. Pada intinya, Pertamina akan mengikuti aturan yang dikeluarkan pemerintah.

"Pertamina Patra Niaga akan mengikuti regulasi atau peraturan yang ditetapkan pemerintah," kata Area Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi kepada detikBali, Kamis (11/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahad mengungkapkan teknis pelaksanaan dan sosialisasi pembatasan pembelian BBM subsidi tentunya dilakukan setelah adanya regulasi.

Data pada Pertamina tercatat konsumsi Pertalite di Bali mencapai 2.908 kilo liter per hari. Sementara Biosolar 836 kilo liter per hari. Dua jenis BBM ini yang masih disubsidi pemerintah.

ADVERTISEMENT

Ahad menyebut selama ini upaya subsidi tepat juga telah dilakukan, seperti pendataan pengguna BBM subsidi untuk Biosolar dan Pertalite melalui QR code dan juga pendataan pengguna LPG 3 kg dengan pendaftaran menggunakan KTP.

"Hingga saat ini pendaftaran QR code (secara nasional) untuk Biosolar telah tercapai 100% dengan jumlah nopol lebih dari 4,6 juta pendaftar. Pertalite telah mencapai lebih dari 4,6 juta pendaftar dan masih terus kami dorong. Untuk LPG 3 kg pendataan mencapai 45,3 juta NIK," ungkapnya.

Selain itu, sambung Ahad, Pertamina bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu pengawasan distribusi BBM subsidi agar tepat sasaran.

Driver Ojol Keberatan

Wacana pembatasan pembelian BBM subsidi itu ditentang oleh pengemudi ojek online (ojol). Mereka merasa keberatan jika dibatasi.

"Sekarang ini saja harga Pertalite sudah mahal apalagi dibatasi ini kan jadi mempersulit. Mau tidak mau nanti harus beralih ke (BBM) yang lain dan bisa saja harganya lebih mahal," kata salah seorang drive ojol di Denpasar, Bali, Basori.

Menurutnya, hal tersebut tentunya akan berdampak kepada perekonomiannya. Mengingat, Pertalite menjadi komoditas penting dalam pekerjaannya.

"Saya berharap kalau memang nanti dibatasi, maka, ada pengganti BBM yang lebih murah. Artinya, harus ada solusi. Masa iya apa-apa terus dinaikkan. Yang makin sulit ini kan rakyat yang dibawah ini," jelasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan sopir truk, Mahsuri. Dia berharap pemerintah tidak melakukan pembatasan.

"Kalau untuk dibatasi rasanya sangat berat karena kami perjalanan jauh kan butuh solar yang banyak. Harapannya bisa dimudahkan saja untuk cari BBM," ungkapnya.




(dpw/iws)

Hide Ads