Tingginya harga properti di Denpasar dan Badung membuat warga setempat, khususnya yang bergaji upah minimum kabupaten/kota (UMK), gigit jari. Namun, tidak bagi warga negara asing (WNA).
Direktur JSP Bali and Development Gusti Ngurah Kade Julian Arika menyebutkan hanya 30 persen pembeli rumah di Badung yang merupakan warga setempat. Sedangkan sisanya, 70 persen, konsumen merupakan WNA.
Menurut Julian Arika, kawasan Badung menjadi tempat favorit bagi warga asing untuk menikmati masa tua mereka. "Di (perusahaan) saya banyak yang beli (properti) WNA, (usia) senior, 50 tahun ke atas," tuturnya kepada detikBali, Senin (24/5/2024) di Kuta Selatan, Badung, Bali.
Baca juga: Pupus Asa Miliki Hunian di Denpasar |
Julian Arika menerangkan warga asing yang membeli properti biasanya telah menikah dengan warga Indonesia. Walhasil, nama pemilik properti tersebut atas nama warga Indonesia.
JSP Bali and Development, Julian Arika melanjutkan, menjual rumah dua lantai dengan dua kamar tidur di Berawa, Badung, seharga Rp 4 miliar. Namun, harga hunian bisa berbeda-beda tergantung sejumlah faktor seperti wilayah dan luas bangunan.
Marketing Inhouse Vasaka Bali, Jona Koto, menuturkan harga rumah di Pulau Dewata naik drastis. Salah satunya disebabkan pariwisata Bali yang berkembang pesat.
Harga properti bisa lebih melambung jika berdiri di tempat yang dekat fasilitas publik seperti rumah sakit, pusat pemerintahan, supermarket, hingga pantai. "Bali itu memang salah satu kota pariwisata," ujar Jona di kantornya, Denpasar, Bali, Rabu (22/5/2024).
Vasaka Bali memiliki lahan di Denpasar seluas 12 hektare. Tanah tersebut terbagi menjadi empat kluster perumahan yang tersebar di Jalan WR Supratman dan di depan Mako Brimob, Tohpati, Denpasar.
Vasaka Bali membanderol harga rumah dengan tanah seluas 100 meter persegi mulai dari Rp 3,1 miliar sampai Rp 6,5 miliar. Untuk bisa mengambil satu griya dengan sistem KPR, calon pembeli harus membayar booking fee sebesar Rp 25 juta dengan cicilan sekitar Rp 17 juta per bulan selama 20 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Otomatis calon pembelinya gajinya harus Rp 34 juta," ungkap Jona.
Jona menyebutkan hanya 40 persen warga Bali yang membeli rumah di Denpasar. Sebanyak 60 persen pembeli merupakan orang luar Bali.
![]() |
Branch Manager PT Fuji Home Japan, Angga Wahyudi, setali tiga uang. Menurut dia, tingginya harga properti di Denpasar dan Badung dipicu oleh banyaknya masyarakat yang ingin membangun hunian di wilayah tersebut.
"Semuanya ada di sini (Badung dan Denpasar). Kalau ibu kota pindah, otomatis harga rumah di daerah lain yang naik harganya," papar Angga.
PT Fuji Home Japan, Angga melanjutkan, menjual rumah paling murah Rp 2,3 miliar. Itu merupakan harga standar untuk rumah baru dua lantai dengan luas tanah 118 meter persegi dan luas bangunan 130 meter persegi.
Artikel ini ditulis oleh Ni Wayan Santi Ariani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
Baca juga: Bangun Rumah di Tanah Kontrak |
(nor/hsa)