Koster Sarankan Bangun Akses ke Bali Utara Sebelum Ada Bandara Baru

Koster Sarankan Bangun Akses ke Bali Utara Sebelum Ada Bandara Baru

I Wayan Sui Suadnyana, Aryo Mahendro - detikBali
Selasa, 28 Mei 2024 15:46 WIB
Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster di STMIK Primakara, Denpasar, Bali, Selasa (28/5/2024).
Foto: Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster di STMIK Primakara, Denpasar, Bali, Selasa (28/5/2024). (Aryo Mahendro/detikBali)
Denpasar -

Gubernur Bali 2018-2023 Wayan Koster buka suara soal rencana pembangunan bandara di Bali utara. Koster menyarankan agar membangun infrastruktur dari Bali selatan ke utara sebelum membangun bandara baru.

"Sebelum bicara bandara, kita bicara aksesnya. Infrastrukturnya," kata Koster di STMIK Primakara, Denpasar, Selasa (28/5/2024).

Infrastruktur yang dimaksud adalah jalan raya dan kereta api. Menurut Koster, lebih bagus jika pembangunan infrastruktur tersebut terintegrasi dengan semua kabupaten dan kota sehingga masyarakat lebih mudah melakukan perjalanan ke Bali utara, terutama yang ingin ke bandara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Titik lokasi bandaranya di mana. Tentukan dulu. Kemudian, akses menuju ke bandara (Bali utara). Infrastrukturnya bisa jalan tol atau rel kereta sebagai alternatif lain," kata Koster.

Koster berharap ada studi sebelum membangun semua infrastruktur penghubung itu. Studinya, ujar dia, paling tidak akan memakan waktu setahun.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Koster juga mengingatkan agar memperhatikan kondisi geografis di Bali yang banyak perbukitan. Perlu membangun banyak jembatan. Belum lagi soal pembebasan lahan.

"Paling cepat dua tahun. Kemudian setelah lahan dibebaskan barulah membangun infrastrukturnya. Paling cepet dua tahun juga. Artinya dalam lima enam tahun ke depan harus tentukan pilihan apakah jalan tol atau kereta barulah bicara bandara," jelasnya.

Koster mengatakan mendahulukan pembangunan infrastruktur penghubung untuk menghindari dampak buruk terhadap bandara Bali utara. Dia mencontohkan banyak bandara di Jawa yang sepi meski baru dibangun tiga tahun lalu.

Sebelumnya, rencana pembangunan bandara di Bali Utara kembali mencuat karena diharapkan mampu memeratakan pariwisata dan perekonomian. Namun, pengamat justru menilai adanya bandara baru hanya akan menambah masalah di sektor pariwisata Bali.

Pengamat Pariwisata Universitas Udayana (Unud) Nyoman Sukma Arida menilai selama ini semua dinamika pariwisata dan permasalahannya sering terjadi di Bali selatan. Meski begitu, jika harus ada membangun di Bali utara, bandara yang sudah ada sebaiknya ditutup saja.

Hal itu dilakukan karena alasan geografis. Menurutnya, Pulau Bali terlalu kecil untuk dua bandara.




(dpw/gsp)

Hide Ads