Pengamat Pariwisata Nilai Bandara Bali Utara Akan Menambah Masalah

Pengamat Pariwisata Nilai Bandara Bali Utara Akan Menambah Masalah

Aryo Mahendro - detikBali
Senin, 27 Mei 2024 13:51 WIB
Foto rencana bandara Bali Utara di Buleleng, Bali.
Foto: Rancangan Bandara Bali Utara di Buleleng. (Dok. PT BIBU)
Denpasar -

Rencana pembangunan bandara di Bali Utara kembali mencuat karena diharapkan mampu memeratakan pariwisata dan perekonomian. Namun, pengamat justru menilai adanya bandara baru hanya akan menambah masalah di sektor pariwisata Bali.

Pengamat Pariwisata Universitas Udayana (Unud) Nyoman Sukma Arida menilai selama ini semua dinamika pariwisata dan permasalahannya sering terjadi di Bali selatan.

"Menambah bandara di Bali Utara, hanya menjadikan nasib Bali Utara sama seperti Bali Selatan. Hanya akan mendistribusikan masalah, bukan memeratakan kesejahteraan," kata Arida kepada detikBali, Senin (27/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arida menyarankan jika harus ada membangun di Bali utara, bandara yang sudah ada sebaiknya ditutup saja. Hal itu dilakukan karena alasan geografis. Menurutnya, Pulau Bali terlalu kecil untuk dua bandara.

"Saya lebih condong Bali dengan satu bandara. Karena Bali pulau kecil. Kalau mau membangun (bandara) di utara, tutup yang di Tuban, Badung. Atau pembangunan rel kereta keliling Bali dan pembangunan LRT yang menghubungkan beberapa titik destinasi di Bali Selatan," kata Arida.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, bandara baru di Bali utara bukan solusi memeratakan perekonomian dan pariwisata yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan sektor usaha di luar pariwisata dinilai lebih menjanjikan ketimbang harus membangun bandara baru.

Misalnya, dengan membangun sektor pertanian, perikanan, industri kecil, atau UMKM. Dapat pula diupayakan dengan membangun jalan pintas atau shortcut di Bedugul dan Sukasada yang akan memangkas jarak tempuh ke Bali utara menjadi hanya dua jam saja.

"Kembangkan sektor di luar pariwisata agar pembangunan Bali berimbang," kata Arida.

Ditambah, wilayah Bali utara menawarkan sejumlah objek wisata dengan karakter yang berbeda dengan yang di selatan. Arida mengatakan kondisi Bali utara yang masih alami menawarkan objek wisata bagi turis yang senang dengan keindahan alam.

"Padahal segmentasi pariwisata Bali Utara adalah special interested berbasis alam yang masih natural," katanya.

Sebelumnya diberitakan, setelah mendapat dukungan dari tokoh puri se-Bali, PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti mengeklaim telah melobi presiden terpilih Prabowo Subianto terkait rencana pembangunan bandara baru itu.

Direktur PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko mengungkapkan bandara akan tetap dibangun di atas laut. Tepatnya di pesisir Kubutambahan, Buleleng.

Erwanto menepis proyek Bandara Bali Utara hanya dijadikan sebagai janji politik. Ia mengeklaim pembangunan bandara tersebut tetap memperhatikan nilai-nilai yang diyakini masyarakat Bali.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads