Menjelang Imlek 2024, pesanan hampers Imlek Rials Bake meroket sampai 30-40 persen dibandingkan tahun lalu. Owner Rials Bake Septian Aditya bersyukur tahun ini penjualan hampers di tempatnya meningkat.
"Tahun ini Astungkara lebih ramai daripada tahun lalu. Kurang lebih (naik) 30-40 persen," ungkap Aditya saat ditemui detikBali di tempat produksi kuenya, Jalan Diponegoro Nomor 202, Denpasar, Bali, Rabu (31/1/2024).
Baca juga: Warga Bali Mulai Berburu Pernak-pernik Imlek |
Bisnis kue yang sudah berjalan hampir 11 tahun ini setiap tahunnya merilis jenis hampers yang berbeda. Untuk tahun ini Aditya mengeluarkan lima jenis hampers yakni, yi zi (banana orange cake), lin yao (almond mango pudding), da xia (cheese sago cookies), fang yin (lapis mandarin prunes), dan qui (cheese lapis legit).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aditya mengaku dari kelima hampersnya, yang paling banyak diburu pembeli adalah lapis legit dan kue. Per hari ini sudah diproduksi kurang lebih 100 sampai 150 lapis legit.
Produksi hampers tersebut akan terus berjalan sampai H+1 minggu Imlek. Hingga saat ini Rials Bake masih menerima PO (pre order).
Di sisi lain, lapis legit menjadi salah satu primadona bukan hanya karena rasanya yang menggiurkan. Namun, lapis legit memiliki makna yang sangat erat dengan Imlek.
"Kalau lapis legit kan emang mencirikan Imlek. Lapis legit yang banyak layernya mencerminkan banyak keberuntungan di tiap lapisnya," terang Aditya.
Selain itu, lanjut Aditya, kue berlapis dengan warna keemasan tersebut biasanya ketika Imlek akan disuguhkan ke tamu yang berkunjung ke rumah. Lapis legit juga sering dipakai untuk sembahyang.
Untuk harga hampers Rials Bake dibanderol mulai dari Rp 175 ribu sampai Rp 395 ribu.
"Lapis legit kami keunggulannya full pakai kuning telur dan butter juga tanpa margarin. Memang harganya lumayan price (harganya Rp 395 ribu), tapi memang rasanya enak," aku Aditya.
Sejauh ini, Aditya hanya memasarkan produknya lewat Instagram dan WhatsApp saja. Penjualan masih dilakukan secara online saja karena belum memiliki toko offline.
Namun, Aditya bersyukur pembelinya tak hanya dari Bali saja, namun ada juga dari Jakarta maupun Surabaya. Biasanya pelanggan dari luar daerah mengirimkan hampers untuk kerabatnya di Bali.
Terlepas dari itu, Aditya menilai tantangan sebagai pengusaha kue saat ini adalah bagaimana bertahan di tengah persaingan penjual baru yang akan selalu ada. Selain menjual hampers tiap event, dia juga membuka kelas baking dan menjual kue ulang tahun.
"Kalau tantangan di bisnis hampers itu tiap bulannya atau tiap tahun pasti ada pebisnis hampers atau penjual kue baru. Nah itu gimana caranya kami tetap terus survive dan tetap dikenal banyak orang," pungkasnya.
(nor/nor)