Beredar video rancangan pembangunan light rail transit (LRT) yang direncanakan akan dibangun di Bali. Video berdurasi 4 menit 12 detik itu menampilkan sebuah rencana pemerintah untuk membangun kereta cepat itu dengan rute melewati daerah Badung, Denpasar, hingga Karangasem. Video itu juga menampilkan logo Kementerian Perhubungan, Bappenas, hingga Dinas PUPR Badung.
Dalam video yang dilihat detikBali, ada tiga tahap yang akan digarap pemerintah. Tahap pertama, jalur Badung, Denpasar dan Jembrana menuju Pelabuhan Gilimanuk. Tahap kedua, jalur Denpasar menuju Buleleng hingga Pelabuhan Gilimanuk. Tahap ketiga, jalur Gianyar, Karangasem hingga Singaraja.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengatakan video tersebut belum sepenuhnya benar. Sebab, perencanaan rute LRT masih dalam proses usulan. Malah, ia mengaku belum mengetahui video tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan baru usul-usul kira-kira lewat sini, beda-beda yang mengusulkan. Saya belum tahu video ini dari mana nih," ujarnya saat dihubungi detikBali, Rabu (31/1/2024).
Meski begitu, Samsi membenarkan ada beberapa video yang pernah ia lihat sebelumnya.
"Ya sudah mendekati lah kira-kira cuma kan masih belum fix. Tapi sebagian saya lihat dari dulu-dulu sudah ada, begitu jadi satu video saya belum tahu. Tapi nggak papa yang penting masyarakat tahu," ungkapnya.
Terlebih, lanjut Samsi, perencanaan kereta cepat itu masih dalam proses uji kelayakan di Bappenas. Targetnya, proses uji kelayakan akan rampung pada Juni 2024. Kemudian, berlanjut pada pendanaan sebulan berikutnya.
"Feasibility study (uji kelayakan) selesai bulan Juni. Jadi masih harus dikejar, kalau belum ada SK belum fix, ini masih rencananya dari pihak konsultan," jelas Samsi.
Dia menyampaikan saat ini hanya jalur tahap satu saja yang sudah pasti, itu pun dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Sentral Parkir Kuta dengan empat halte dijalur tersebut.
"Itu kalau nggak salah ada empat halte, airport, Pasar Seni Kuta, Pasar Kuta, Sentral Parkir," bebernya.
"Sementara itu, titk lain belum masih berproses," tandas Samsi.
(hsa/hsa)