Kemenparekraf Bidik 1,5 Juta Kunjungan Turis China ke Bali pada 2024

Kemenparekraf Bidik 1,5 Juta Kunjungan Turis China ke Bali pada 2024

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Minggu, 21 Jan 2024 08:40 WIB
Chinese tourists arrive at Ngurah Rai international airport in Bali, Indonesia on Sunday, Jan. 22, 2023. A direct flight from China landed in Indonesias resort island of Bali for the first time on Sunday in nearly three years after the route was cancelled due to the pandemic.  (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Ilustrasi - Turris China saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, beberapa waktu lalu. (Foto: AP/Firdia Lisnawati)
Denpasar -

Kemenparekraf membidik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal China ke Bali mencapai 1,5 juta orang pada 2024. Target tersebut meningkat dibandingkan realisasi kunjungan turis China ke Bali pada 2023 sebanyak 707 ribu orang.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf Wisnu Sindhutrisno mengungkapkan para turis dari Negeri Tirai Bambu tahun ini akan dibawa oleh 13 maskapai yang telah membuka rute penerbangan ke Indonesia. "So far, seat capacity kami hitung sampai 1,1 juta. Kami akan dorong terus sehingga bisa mencapai 1,5 (juta wisman China)," ucapnya saat ditemui di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (20/1/2024).

Menurut Wisnu, pemerintah China sejak tahun lalu mengeklaim sebanyak 40 juta warganya akan pelesiran ke luar negeri. Hanya saja, realisasinya masih sekitar 10 jutaan warga China yang melakukan perjalanan keluar negeri pada 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Wisnu menjelaskan Kemenparekraf terus berusaha mewujudkan pariwisata berkualitas. Termasuk dari sisi lama tinggal dan spending money wisman ketika berlibur di Pulau Dewata. Ia menyebut rata-rata lama menginap wisman China di Bali selama ini antara 5-7 hari.

"(Peningkatan) tidak hanya di peak season, tapi juga di low season. Kebetulan China ini punya empat kali waktu liburan ke luar negeri selama setahun," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Wisnu membeberkan sebanyak 65 persen turis China yang berwisata ke Bali pada tahun lalu didominasi oleh milenial. Sementara sisanya merupakan turis dengan usia di atas 40 tahun.

Karakteristik turis China, Wisnu melanjutkan, lebih menggemari atraksi wisata yang menawarkan petualangan alam dan budaya. Selain itu, para turis China juga menggandrungi spot-spot wisata yang instagramable sehingga banyak dari mereka yang membawa langsung fotografernya sendiri.

Menurut Wisnu, pemerintah China juga sempat menggalakkan warga negaranya untuk berwisata di dalam negeri saat pandemi COVID-19 menuju berakhir. "Jadi, ada usaha untuk memulihkan pariwisata domestik dulu. Pergerakan wisdom mereka besar dan mereka klaim 40 juta outbound ke luar negeri itu belum semua terpenuhi. Mungkin baru 10 atau 15 juta di tahun lalu," imbuh Wisnu.

Wisatawan China, kata Wisnu, menempati peringkat keempat dengan jumlah kunjungan wisman terbanyak ke Indonesia dengan 707.347 kunjungan sepanjang Januari-November 2023. Turis China juga menyumbang 5,4 persen dari jumlah keseluruhan wisman ke Bali pada Desember 2023/

Penerbangan Perdana Juneyao Airlines

Maskapai Juneyao Airlines melakukan penerbangan perdananya dengan rute direct dari Shanghai-Denpasar, Sabtu. Juneyao Airlines merupakan salah satu maskapai premium di China. Penerbangan perdana Juneyao Airlines tersebut membawa 164 penumpang.

Pesawat Airbus A320-neo bernomor HO1355 ini berangkat dari Shanghai (PVG) pukul 08:35 CST (waktu China) dan tiba di Denpasar (DPS) pada pukul 15.10 Wita. Rute PVG-DPS ini akan melayani penerbangan dengan frekuensi satu kali penerbangan per hari.

"Mulai 1 Oktober mereka akan tingkatkan pesawatnya dari Airbus A320 menjadi 787 Dream Liner dengan 360-400 seat dan mudah-mudahan itu bertahan dengan angka segitu dan lebih banyak. Kami sedang dorong dan jajaki juga untuk mereka terbang ke Jakarta dan Yogyakarta," kata Wisnu.

Sementara itu, Co General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali Aprizal mengungkapkan Juneyao Airlines menjadi maskapai ke-38 yang melayani rute internasional di Bandara Ngurah Rai. "Kami meyakini potensi trafik pesawat dan penumpang rute Tiongkok ke depannya masih sangat terbuka dan cukup tinggi dan memiliki peluang baru yang perlu digali bersama," kata Aprizal.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads