PT Angkasa Pura I (Persero) meminta keringanan pajak bumi dan bangunan (PBB) sebesar 20 persen kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung, Bali. Permintaan BUMN itu langsung diamini Pemkab Badung.
Sesuai lampiran surat kerugian dari akuntan publik independen, AP I merugi Rp 744 miliar pada 2022. General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan membenarkan hal tersebut.
Ia mengatakan kerugian perusahaan karena jumlah penumpang pesawat turun drastis sejak pandemi COVID-19 pada 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 2021, penumpang (Bandara Ngurah Rai) bahkan 3,7 juta dari sebelumnya pada 2019 sebanyak 24 juta penumpang," ujarnya kepada detikBali, Jumat (23/6/2023).
Kerugian, kata Handy, tidak hanya disumbang oleh Bandara Ngurah Rai. Tetapi juga, seluruh bandara yang dinaungi AP I yang sebanyak 15 bandara.
Dapat Keringanan Pajak
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Badung Ni Putu Sukarini menyebut permohonan keringanan pajak AP I untuk tahun ini dikabulkan Pemkab Badung setelah menilai syarat yang diajukan.
"Keringanan pajak PBB 20 persen untuk AP I sesuai hasil rapat kami dengan Ketua DPRD, Sekda, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), serta Inspektorat. Pemkab mengabulkan karena sudah memenuhi syarat," terang Sukarini.
Ia mengungkapkan syarat pengurangan pajak PBB, antara lain wajib pajak mengalami kerugian, pailit, hingga terjadi bencana dan musibah.
AP I, Sukarini menilai, memenuhi persyaratan tersebut. "Kami akan lakukan penelitian lebih lanjut jika diperlukan. Saat ini, sedang proses sesuai surat rekomendasi DPRD Badung, juga untuk kami proses segera," imbuhnya.
Selain itu, AP I juga tidak pernah menunggak pajak PBB P2 setiap tahunnya. "Sesuai surat pemberitahuan pajak terutang. AP I bayar pajak PBB P2 Rp 31 miliar," katanya.
Berhemat
Tahun ini, Handy melanjutkan AP I meminta untuk berhemat. Tidak dijelaskan penghematan yang dimaksud. "Makanya, kami teman-teman di cabang diminta oleh manajemen untuk sedapat mungkin bisa berusaha, bisa menghemat," imbuh dia.
Lima dari 15 bandara yang dinaungi AP I, yakni Bali, Surabaya, Balikpapan, Jayapura, dan Makassar, sudah mencatat keuntungan. Namun, keuntungannya tidak begitu besar. Sedangkan sisanya 10 bandara masih mencatat rugi.
"Kalau untuk Bali, sudah tidak rugi. Tapi juga tidak untung tinggi. Secara keseluruhan, AP I masih rugi," ungkapnya seraya menyebut Bali sempat menjadi bandara yang menyumbang kerugian paling dalam terhadap pendapatan AP I karena pandemi COVID-19.
Ia optimistis peningkatan penumpang mulai terjadi tahun ini, mengingat pandemi sudah dinyatakan sebagai endemi. "Pak Luhut menyampaikan tidak perlu antigen. Kamis (22/6/2023) sudah mulai. Terus, internasional juga sudah tidak ada namanya karantina," tandasnya.
(BIR/BIR)