LPG 3 kilogram (kg) langka di Badung, Bali. Di kalangan pengecer, bahkan penjualan LPG bisa ludes terjual kurang dari satu jam dan banyak pembeli terpaksa putar balik karena kehabisan.
Eka Jaya (46), salah satu pengecer di Pasar Kuta, Badung, mengaku menjual 100 tabung LPG 3 kilogram. "Langsung ludes terjual nggak sampai sejam," ujarnya, Senin (5/6/2023).
Menurut dia, suplai gas elpiji melon mulai terbatas dan langka sejak sepekan terakhir. Ia pun mematok harga jual Rp 25 ribu per tabung. "Kurang tahu juga kenapa langka. Satu minggu terakhir ini mulai langka," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Warga Denpasar Keluhkan Kelangkaan LPG 3 Kg |
Sejak saat itulah, sambung Eka, penjualan LPG 3 kilogram di warungnya mulai diserbu pembeli. "Kalau tidak langka, tidak banyak yang (membeli) ke sini (warung)," jelasnya.
Sri Supeni (45), ibu rumah tangga yang sedang membeli ke warung Eka, terpantau tidak kebagian LPG 3 kilogram. Ia pun kecewa karena kehabisan elpiji melon sejak empat hari belakangan.
Padahal, sambung Supeni, sejak kelangkaan sepekan terakhir, harga jual LPG 3 kilogram sudah merangkak dari semula Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu. Bahkan, ada yang mengerek harga hingga Rp 30 ribu per tabung.
Sementara, Mujiyo (56), warga setempat lainnya yang juga sedang berburu LPG 3 kilogram mengeluh tidak kebagian. Ia mengeklaim sudah menjadi langganan di warung milik Eka.
Mujiyo membutuhkan 10-12 tabung gas LPG 3 kilogram untuk menjalankan usaha warung makan Moroseneng Ibu Tin milik bosnya. Selama ini, dia mengaku Eka selalu menjadi penyuplai elpiji di warungnya.
"Ini yang ngirim (LPG) biasa suplai janjinya hari ini. Tapi ini sudah semingguan susah nyari (LPG), ya terpaksa mengumpulkan (beli) satu-satu ke warung," terang dia.
Mentok-mentok, Mujiyo akan menggunakan LPG 12 kilogram untuk membuat kompor tetap menyala. "Saya cuma tukang nyari (LPG). Dapatnya susah," katanya.
Meskipun gas langka, Mujiyo mengungkapkan harga makanan di warung Moroseneng Ibu Tin belum naik.
(BIR/iws)