Bali mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada 2022, yakni sebesar 4,84 persen, dibandingkan 2021 lalu yang negatif 2,47 persen. Ini menjadi pertama kalinya ekonomi Bali positif sejak pandemi COVID-19.
Sekadar mengingatkan, pada 2020 lalu, ekonomi Bali terkontraksi hingga minus 9,31 persen. Kala itu, banyak negara membatasi mobilitas hingga penguncian wilayah.
Mengutip Badan Pusat Statistik (BPS), Sabtu (11/2/2023), ekonomi Bali khusus kuartal keempat tahun lalu tumbuh 3,11 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha kategori O, yaitu administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib) sebesar 9,54 persen," tulis BPS.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi tercatat pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, yaitu sebesar 24,52 persen.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, maka pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal keempat 2022 mencapai 6,61 persen.
Pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 39,36 persen. Disusul oleh akomodasi dan makanan dan minuman, serta pengadaan listrik dan gas.
Sedangkan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tinggi disumbang oleh komponen impor luar negeri, yakni 1.072 persen.
Adapun total perekonomian Bali pada kuartal keempat 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp 65,65 triliun.
Sementara, PDRB per kapita Provinsi Bali sebesar Rp 55,54 juta atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 50,53 juta.
(BIR/iws)