Meski baru diperkenalkan pada Maret 2022, keripik gedebong (batang pisang) yang jadi unggulan Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, mulai dilirik pasar luar negeri, khususnya negara Turki. Kabar itu diungkapkan Perbekel atau Kepala Desa Kukuh, I Nyoman Widhi Adnyana, Minggu (25/9/2022).
"Itu sebabnya kami sedang melengkapi segala perizinan dan melakukan rebranding. Kami coba melalui para PMI yang ada di Turki," kata Nyoman Widhi Adnyana.
Ihwal upaya untuk menembus pasar Eropa ini bermula dari para pekerja migran Indonesia (PMI) yang ada di Turki. Mereka berharap bisa memperoleh keripik Gedebong tersebut sebagai teman makanan utama mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena teman-teman PMI yang ada di sana, kalau mau mengkonsumsi sesuatu, temannya itu kerupuk. Yang paling sering itu kerupuk udang," jelasnya.
Lantaran itu, awal Agustus 2022 lalu, pihaknya kemudian mengirimkan sampel keripik gedebong hasil produksi Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Desa Kukuh tersebut.
"Saya sudah sempat kirim sampel ke sana, awal Agustus kemarin. Nah, sekarang mereka minta supaya variannya dan level pedasnya itu ditambah," sebutnya.
Saat ini, baru ada dua varian rasa yakni original dan balado. Kemasannya juga baru ada satu takaran, yaitu 150 gram dengan harga jual Rp 15.000.
"Nanti setelah rebranding, harga jualnya jadi Rp 20 ribu. Selain itu takaran kemasannya akan ditambah. Ada yang 150 gram, 250 gram, dan satu kilogram," ujar Nyoman Widhi Adnyana.
Menurutnya, tawaran tersebut tentu menjadi kabar baik bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sarining Winangun. Apalagi, cerita yang ia peroleh, para PMI di Turki atau yang bekerja di daratan, rupanya memiliki semacam koperasi.
"Semacam koperasi begitu. Di sana mereka bisa memperoleh kebutuhan harian yang gampang ditemukan di Indonesia, tetapi sulit ditemukan di Turki," jelasnya.
Menurutnya, tawaran ini jelas memberi optimisme untuk produksi keripik gedebong yang sejauh ini masih skala rumah tangga. Meski begitu, upaya pengembangan tetap dilakukan melalui kerja sama yang dibangun dengan pihak lain. Terutama dari dunia akademisi.
Misalkan, untuk alat bantu produksi, produk ini memperoleh hibah dari UPN Veteran, Jawa Timur. "Dan sekarang ini, dari Unud sedang menguji nilai gizinya. Kami berharap pertengahan Oktober 2022 nanti, rebranding sudah selesai," pungkasnya.
(iws/iws)