Usai ditinggalkan Pangandaran belasan tahun lalu, Kabupaten Ciamis terus berupaya mengembangkan pariwisata. Salah satunya dengan membangun dan mengembangkan desa wisata. Kini usaha itu sudah membuahkan hasil, desa wisata mulai menggeliat menjadi destinasi menarik di Ciamis untuk dikunjungi.
Kabid Destinasi Dinas Pariwisata Ciamis Dian Kusdiana mengungkapkan, ada tiga desa wisata unggulan di Ciamis yang sudah siap go publik. Yakni Desa Cibeureum, Selamanik, dan Desa Jalatrang dengan Kampung Bungur. Ketiga desa ini menawarkan beragam pengalaman wisata, mulai dari wisata alam, minat khusus, kuliner, hingga aktivitas seperti kemping, trekking, dan edukasi.
"Di sana, apa pun bisa dilakukan. Desa-desa ini punya keunggulan yang sangat lengkap," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pengembangan desa wisata ini, strategi pemasaran digital terus didorong. Hasilnya, sudah banyak wisatawan dari kota-kota besar seperti Jakarta dan Bekasi yang datang hingga memesan paket wisata "life-in" selama beberapa hari dan malam. Program ini melibatkan berbagai sektor, termasuk akademisi, praktisi, dan pemerintah, dengan dukungan regulasi dari Pemda.
Menurut Dian, Ciamis dikenal sebagai salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki keunikan wisata alam. Dari gunung, wisata air, hingga wisata edukasi berbasis alam.
"Alam Ciamis sangat bersahabat, aman, dan nyaman, berbeda dengan daerah lain yang memiliki medan pegunungan curam," jelas Dian.
Lokasinya yang dekat dengan jalan nasional menjadi salah satu keunggulan yang mempermudah akses wisatawan. Potensi keanekaragaman wisata di Ciamis semakin diminati, terutama di wilayah seperti Sukamantri dan Panjalu Raya yang menawarkan suasana sejuk dan dingin sepanjang hari.
"Desa wisata ini menjadi favorit kalangan pendidikan yang memesan paket wisata long stay selama 2-3 hari, lengkap dengan akomodasi di homestay," jelasnya.
Dijelaskan Dian, kunjungan wisatawan ke desa wisata di Ciamis mengalami peningkatan signifikan sejak pertengahan 2024 hingga sekarang. Hal ini juga diakui dalam hasil rapat koordinasi tingkat provinsi Jawa Barat, di mana pengembangan desa wisata Ciamis dinilai mengalami perkembangan pesat.
"Trafik wisatawan terus naik, terutama ke Kampung Bungur yang kini menarik banyak pengunjung dari luar daerah," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jalatrang Dadi Haryadi alias Asdad bersyukur atas perkembangan Desa Jalatrang yang berada di Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis sebagai destinasi wisata edukasi yang kini mendapat banyak kunjungan.
"Desa wisata kami fokus pada paket edukasi dan studi banding, bukan kunjungan reguler," ujarnya.
Asdad menjelaskan salah satu daya tarik utama adalah Kampung Bungur, yang menawarkan berbagai kegiatan seperti membatik, kuliner ungu, ketahanan pangan dan outing class.
Menurut Asdad, kunjungan ke Desa Jalatrang datang dari berbagai daerah, termasuk Brebes, Garut, Aceh, Bandung, hingga akademisi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Galuh (Unigal).
"Kalangan pendidikan dan pemerintah desa sering datang untuk studi tiru, terutama terkait ketahanan pangan, wisata edukasi, serta kegiatan seperti membatik, bertani, dan beternak," jelas Asdad.
Dalam sebulan, Desa Jalatrang menerima rata-rata 1.000 pengunjung, termasuk wisatawan lokal dan luar daerah. Adanya pemanfaatan media sosial menjadi salah satu alat promosi yang efektif untuk menarik perhatian pengunjung dari berbagai wilayah.
"Alhamdulillah, trafik kunjungan meningkat berkat strategi promosi melalui media sosial dan bantuan BP2D Ciamis," jelasnya.
Menurut Asdad, konsep desa wisata di Jalatrang tidak mengedepankan fasilitas modern, melainkan budaya masyarakat setempat sebagai daya tarik utama. Wisata di Kampung Bungur tidak memakan biaya mahal, namun menonjolkan kearifan lokal dan tradisi masyarakat sebagai pengalaman yang unik bagi pengunjung.
Melalui pendekatan berbasis budaya dan edukasi, Desa Jalatrang berhasil menciptakan destinasi wisata yang tidak hanya menarik, namun juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat lokal.
(mso/mso)