detikBali

Buleleng Krisis Dokter Spesialis, Pemkab Siapkan Insentif Khusus

Terpopuler Koleksi Pilihan

Buleleng Krisis Dokter Spesialis, Pemkab Siapkan Insentif Khusus


Made Wijaya Kusuma - detikBali

Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra.
Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra. (Foto: Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra menegaskan persoalan paling mendesak dalam layanan kesehatan di Buleleng saat ini adalah minimnya dokter spesialis. Seluruh Puskesmas sudah terisi dokter umum dan pelayanan dasar berjalan baik, namun kebutuhan dokter spesialis masih jauh dari ideal.

Sutjidra menjelaskan Buleleng kurang diminati dokter spesialis yang mengikuti rekrutmen ASN. Kondisi perekonomian wilayah utara Bali dinilai kurang menarik dibanding kawasan selatan.

"Dokter-dokter spesialis mencari tempat yang sudah settle, misalkan wilayah selatan dengan daya beli masyarakat lebih tinggi," ujarnya, Jumat (5/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengatasi rendahnya minat tersebut, Pemkab Buleleng menyiapkan skema insentif khusus. Kebijakan ini menjadi strategi utama agar lebih banyak dokter spesialis bersedia bertugas di Buleleng.

ADVERTISEMENT

Selain insentif, Pemkab juga menawarkan subsidi pendidikan bagi dokter yang ingin melanjutkan ke jenjang subspesialis. Selama masa pendidikan, hak kepegawaian mereka tetap dibayarkan. Para dokter yang menerima subsidi diwajibkan kembali mengabdi di Buleleng setelah menyelesaikan pendidikan.

"Kalau ada yang mau lanjut subspesialis, kita subsidi. Anggarannya sudah ada. Tapi wajib kembali melayani masyarakat Buleleng," tegas Sutjidra.

Dampak pada Pengembangan RSUD Buleleng

Kekurangan tenaga spesialis berdampak langsung pada pengembangan RSUD Buleleng yang sedang dipersiapkan menjadi rumah sakit rujukan regional. Selain dokter spesialis, tenaga kesehatan lain seperti ners, analis radiologi, analis laboratorium, hingga petugas rekam medis juga masih kurang.

Untuk memperkuat kompetensi SDM, Pemkab Buleleng bekerja sama dengan RSUP Prof Ngoerah (Sanglah) melalui skema supervisi dan pendampingan layanan. Para ahli dari RSUP akan turun langsung ke Buleleng untuk mendukung penanganan kasus tertentu.

"Jadi bukan pasien yang kita kirim ke Denpasar, tapi ahlinya yang datang ke sini," kata Sutjidra.

Dengan kombinasi insentif, dukungan pendidikan, dan kerja sama lintas rumah sakit, Pemkab Buleleng menargetkan persoalan kekurangan dokter spesialis dapat teratasi secara bertahap dan layanan kesehatan bagi masyarakat meningkat signifikan.




(dpw/dpw)











Hide Ads