.webp)
DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
Aksi nekat dilakukan remaja berusia 15 tahun di Kabupaten Buleleng, Bali. Remaja berinisial KPP itu nekat menceburkan diri ke laut di Eks Pelabuhan Buleleng wilayah Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Buleleng, Jumat (15/8/2025) malam. KPP kemudian berhasil dievakuasi ke daratan tapi nyawanya tak tertolong.
Kasi Humas Polres Buleleng Iptu Yohana Rosalin Diaz mengatakan awalnya korban datang ke Eks Pelabuhan Buleleng kakaknya KS (34) dan seorang kerabat lain untuk memancing ikan sekitar pukul 19.30 Wita. Namun saat umpan habis, KS mengajak KPP pulang sekitar pukul 22.30 Wita, tapi ditolak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KPP sempat mondar-mandir di tempatnya memancing sambil emosi. Karena tak mau diajak pulang, KS lantas meminta KPP membeli umpan. Namun, KPP menolak bahkan melemparkan kail pancingnya ke laut.
"Kemudian korban terdiam sejenak dan secara tiba-tiba korban naik pagar anjungan dan langsung melompatkan diri ke laut," kata Yohana, Sabtu (16/8/2025)
KS yang berada sekitar 3 meter dari tempat kejadian sempat berlari untuk mencegah adiknya melompat tapi tidak berhasil. Karena kedua saksi tidak bisa berenang, mereka berteriak meminta tolong kepada warga yang ada di sekitar lokasi.
Teriakan saksi kemudian didengar oleh salah satu warga Kelurahan Kampung Bugis. Warga tersebut langsung menolong dan mengangkat KPP dari laut ke daratan.
KPP sempat diberikan pertolongan pertama oleh beberapa warga tapi tidak berhasil. KPP lalu dilarikan ke RSUD Buleleng dengan menggunakan mobil patroli 404 yang tiba di TKP karena ada laporan dari warga.
"Korban dinyatakan meninggal dunia dan tidak ada hasil pemeriksaan lebih lanjut dikarenakan pihak keluarga menolak dan sudah mengikhlaskannya karena dianggap musibah," pungkas Yohana.
(nor/nor)
