Peristiwa tragis dialami I Nengah Sudana. Dia tewas setelah diserang ayam aduan di arena tajen di Denpasar Timur. Kejadian mengerikan itu menjadi salah satu kabar terpopuler di Bali dalam sepekan terakhir.
Berita lainnya, seorang pria asal Australia nekat melompat dari lantai tiga hotel tempatnya menginap di Denpasar. Bule tersebut melompat setelah cekcok dengan pacarnya.
Kabar berikutnya yang juga menarik perhatian adalah rencana moratorium pembangunan hotel dan restoran baru di enam kabupaten di Bali. Gubernur Wayan Koster mengungkapkan enam kabupaten akan fokus pada pembangunan destinasia wisata. Sementara, Denpasar, Badung, dan Gianyar akan fokus pada hotel dan restoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, dua warga Rusia dan dua petugas Imigrasi terlibat dalam persekongkolan jahat untuk memeras dan menganiaya seorang warga Rusia lainnya. Keempatnya sudah ditangkap dan ditahan di Mapolda Bali.
Berikut sederet peristiwa terpopuler dalam rubrik Bali Sepekan di detikBali.
1. Pria Tewas Diserang Ayam Tajen
I Nengah Sudana tewas diserang ayam aduan saat menonton judi tajen atau sabung ayam di Kesiman, Denpasar, Bali. Kuli bangunan asal Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, itu meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Sepupu korban, I Made Arjana, mengungkapkan Sudana sehari-hari menggantungkan hidup dari arena judi tajen. Menurutnya, insiden di arena tajen yang merenggut nyawa Sudana membuat keluarga sangat terpukul.
"Sepupu saya merupakan tulang punggung keluarga. Istrinya tidak bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga," tutur Arjana saat ditemui detikBali di rumah duka di Desa Antiga Kelod, Karangasem, Senin (28/7/2025).
Arjana menuturkan sepupunya itu sudah menetap sejak lama di Denpasar dan jarang pulang ke kampung halamannya di Karangasem. Meski begitu, ia mengenal Sudana sebagai sosok yang ramah dan rajin.
![]() |
"Keseharian sepupu saya memang di arena sabung ayam. Di sana sumber mata pencahariannya sejak dulu dan tidak pernah bekerja di tempat lain," imbuhnya.
Menurut Arjana, sepupunya dalam kondisi tidak siap saat ayam di arena tajen itu menyerang. Walhasil, pisau taji yang terpasang pada ayam aduan itu mengenai tubuh Sudiana hingga terluka. Hal itu pula yang membuat Sudana kehabisan darah hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
"Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah langsung kami bawa ke sini (kampung halaman) untuk dimakamkan," imbuh Arjana.
Arjana menuturkan anak pertama Sudana saat ini sudah bekerja di salah satu restoran di wilayah Ubud, Gianyar. Kemudian, anak kedua Sudiana tercatat sebagai siswa kelas XI di salah satu SMA di Denpasar. Selanjutnya, anak bungsu Sudana masih duduk di bangku kelas V SD.
Sebelumnya, Sudana tewas setelah tertusuk pisau taji ayam aduan di arena tajen Kesiman, Denpasar, pada Minggu (27/7/2025). Pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu tertusuk taji di bagian perut.
Kepala Seksi (Kasi) Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi mengatakan Sudana menderita luka sabetan sedalam 14 sentimeter (cm) di perutnya. Sudana juga mengalami luka lecet di punggung dan luka terbuka sepanjang 1,5 cm pada paha kanan.
Dokter jaga di RS Puri Raharja menyatakan Sudana telah tewas sebelum sampai di rumah sakit. "Kata dokter jaga, kondisi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Sudah tidak ada denyut nadinya," kata Sukadi, Senin.
2. Bule Australia Lompat dari Lantai Tiga Hotel
DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
Pria Australia berinisial DL nekat melompat dari lantai 3 hotel tempatnya menginap di Jalan Saraswati, Denpasar, Bali. Beruntung, DL masih dapat diselamatkan karena terjatuh di balkon lantai 2 hotel itu.
"Korban melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat dari balkon lantai 3 tempatnya menginap. Untungnya korban jatuh di balkon lantai 2 sehingga korban masih bisa diselamatkan," ungkap Kepala Seksi (Kasi) Humas Denpasar, AKP I Ketut Sukadi dalam keterangannya, Minggu (27/7/2025).
Sukadi mengungkapkan DL nekat melakukan percobaan bunuh diri setelah cekcok dengan pacarnya berinisial C. Keributan itu terjadi sekitar pukul 04.00 Wita di kamar hotel mereka.
Belum diketahui penyebab keduanya cekcok. Namun, keributan pasangan kekasih itu didengar oleh tamu hotel lain.
Setengah jam kemudian, staf hotel melihat DL melompat dari lantai tiga dan terjatuh di balkon lantai 2. Staf hotel itu lantas menelepon dokter dan petugas BPBD Badung untuk membantu menurunkan DL dari atap.
"Setelah turun, orang asing tersebut dibawa ke RS BIMC untuk mendapatkan pertolongan," ujar Sukadi.
Menurut Sukadi, DL tidak mengalami luka-luka karena hanya terjatuh dari satu lantai. Meski begitu, pria Australia itu mengalami patah tulang ekor.
3. Tak Ada Lagi Hotel Baru di 6 Kabupaten
Gubernur Bali, Wayan Koster, mengeklaim sebanyak enam kabupaten di Pulau Dewata telah sepakat untuk tidak akan lagi mendorong pembangunan hotel dan restoran mulai 2026. Enam kabupaten tersebut adalah Buleleng, Karangasem, Jembrana, Klungkung, Tabanan, dan Bangli.
Kesepakatan ini, tutur Koster memiliki syarat, yakni asalkan Pajak Hotel dan Restoran (PHR) dari Badung, Denpasar, dan Gianyar dibagi lebih proporsional untuk enam kabupaten tersebut. Menurutnya, nantinya di enam kabupaten tersebut hanya akan dibangun destinasi.
"Biarkanlah tiga kabupaten/kota (Badung, Denpasar, dan Gianyar) ini yang menjadi tempat usaha hotel dan restoran. Supaya tidak Bali ini semuanya dieksploitasi. Saya kira ini pemikiran yang sangat maju dan bagus," ujar Koster dalam Rapat Paripurna ke-26 DPRD Bali Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024-2025 di kantor Gubernur Bali, Senin (28/7/2025).
Koster mengatakan pembagian PHR sebesar 10 persen dari Badung, Denpasar, dan Gianyar kepada Buleleng, Karangasem, Jembrana, Klungkung, Tabanan, dan Bangli bakal disalurkan langsung. Tujuannya untuk pembangunan infrastruktur sarana-prasarana strategis. Sebagian PHR juga digunakan untuk perbaikan jalan provinsi serta infrastruktur kabupaten kota melalui mekanisme Bantuan Keuangan Khusus (BKK).
"10 persen itu kira-kira Rp 700 miliar dan itu yang dialokasikan ada untuk jalan provinsi dan ada juga untuk kabupaten melalui BKK. Besarannya menurut luas wilayah, jumlah penduduk, juga tingkat kerusakan jalannya. Jadi, sudah ditentukan angkanya mulai 2026," tutur Koster.
Koster yakin pembangunan infrastruktur di kabupaten/kota akan lebih cepat pada 2026. Sebab, fiskal kabupaten kota makin baik. Dia mengingatkan agar peruntukannya hanya untuk infrastruktur dan sarana prasarana. "Tidak boleh untuk lain-lain. Beli mobil atau beli-beli yang lain, tidak boleh. Hanya untuk yang produktif saja," tegasnya.
![]() |
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bali itu juga menegaskan pembagian PHR ke enam kabupaten tidak akan melihat latar belakang politik bupati. Koster mengeklaim telah meminta Bupati Karangasem, I Gusti Putu Parwata, untuk tenang mengenai masalah tersebut. Gus Par merupakan kader Partai NasDem.
"Saya bilang Pak Bupati (Karangasem) nggak usah khawatir, saya tidak melihat politik. Tugas saya adalah membangun Bali, tidak ada bias politiknya. Jadi, harus dibangun secara merata dan berkeadilan," tegas Koster.
Wakil Ketua DPRD Bali, I Wayan Diesel Astawa, mengapresiasi langkah Koster ini. Menurutnya, hal tersebut sebagai langkah yang sangat positif. Terlebih, Bali banyak dikunjungi turis sehingga akan tidak baik apabila jalan di Bali kurang memadai.
"Jadi, ini adalah langkah yang positif yang dilakukan terutama dengan regulasi yang dipusatkan. Sehingga percepatan daripada perbaikan infrastruktur dan mengurangi kemacetan bisa kita atasi sebaik mungkin," ujar kader Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu.
4. Persekongkolan Jahat WN Rusia-Petugas Imigrasi
Polda Bali menangkap empat terduga pelaku pemerasan dan penganiayaan terhadap warga negara asing (WNA) bernama Roman Smeilov (42). Dua warga Rusia bernama Iurii Vitchenko (30) dan Ilia Shkutov (32) diduga bersekongkol dengan petugas Imigrasi bernama Ernest Ezmail (24) dan Yopita Barinda Putri (24) dalam kasus kejahatan itu.
"Kasus ini terjadi pada Kamis, 10 Juli 2025 pukul 23.30 Wita di rumah korban Jalan Sakura I, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung," ungkap Kapolda Bali, Irjen Daniel Adityajaya, saat konferensi pers di Mapolda Bali, Jumat (1/8/2025).
Daniel mengungkapkan penganiayaan itu bermula ketika Roman tiba di rumahnya di wilayah Jimbaran. Saat masuk ke ruang tamu, pria asal Lithuania itu dikejutkan dengan kemunculan dua orang asing.
Menurut Daniel, kedua orang asing itu tiba-tiba menyerang dengan menjerat leher Roman menggunakan lakban. Tak hanya itu, keduanya juga memukul hidung pria Rusia itu hingga berdarah. "Setelah menyadari korban bukan target, pemukulan dihentikan," imbuh Daniel.
Tak lama berselang, Daniel melanjutkan, sepasang pria dan wanita mendatangi Roman. Kala itu, kedua warga Indonesia itu datang mengenakan seragam mirip petugas Imigrasi.
"Datang sepasang pria dan wanita berseragam mirip petugas Imigrasi yang memaksa korban membuka ponsel," kata Daniel.
Menurut Daniel, kedua WNI berseragam Imigrasi itu juga meminta data pribadi dan memfoto paspor Roman. Tak hanya itu, mereka juga menginterogasi Roman terkait uang sebesar USD 150 ribu milik seseorang bernama Rustam.
Dua orang asing dan dua WNI itu lantas mengintimidasi dan mengancam Roman. "Pelapor diancam akan dideportasi, dipenjara, bahkan dibunuh jika tidak bisa bekerja sama dan tidak melaporkan kejadian tersebut," imbuh Daniel.
Akibat penganiayaan oleh keempat orang itu, Roman mengalami luka fisik. Ia lantas melaporkan peristiwa penganiayaan tersebut ke Setra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Bali pada 16 Juli 2025.
Setelah menerima laporan, tim Resmob Ditreskrimum Polda Bali melakukan penyelidikan dan mencari keberadaan para pelaku. Polisi bahkan mengejar dua warga Rusia tersebut hingga ke wilayah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Daniel, proses perburuan dua WNA itu juga dibantu oleh jajaran Polda NTB. Polisi akhirnya berhasil menangkap keduanya di sebuah restoran di Lombok pada 21 Juli 2025.
Setelah itu, kedua warga Rusia itu digiring ke Polda Bali untuk pemeriksaan lebih lanjut. Adapun, dua petugas Imigrasi yang terlibat dalam kasus itu ditangkap di wilayah Bali.
"Modus operandinya, para pelaku melakukan pemerasan dengan penculikan dan penganiayaan serta mengancam akan membawa korban ke Kantor Imigrasi dan mendeportasinya," imbuh Daniel.
Simak Video "Video: Bos Ruko di Jaktim Dicor Kuli Bangunan di Bekas Saluran Pembuangan"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/hsa)