Joki yang Tewas Diserang Ayam Aduan di Arena Tajen Tinggalkan 3 Anak

Round Up

Joki yang Tewas Diserang Ayam Aduan di Arena Tajen Tinggalkan 3 Anak

Tim detikBali - detikBali
Rabu, 30 Jul 2025 08:28 WIB
Arena tajen lokasi tewasnya seorang joki ayam di Banjar Abian Tubuh, Kesiman, Denpasar Timur, difoto Selasa (29/7/2025).
Foto: Arena tajen lokasi tewasnya seorang joki ayam di Banjar Abian Tubuh, Kesiman, Denpasar Timur, difoto Selasa (29/7/2025). (Aryo Mahendro/detikBali)
Denpasar -

*Round Up*

*Joki yang Tewas Diserang Ayam Aduan di Arena Tajen Tinggalkan 3 Anak*

Tewasnya I Nengah Sudana (50) meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya di Desa Antiga Kelod, Karangasem. Sudana tewas setelah diserang ayam aduan saat bekerja menjadi joki ayam di arena tajen, Jalan Sokasati II, Banjar Abian Tubuh, Denpasar Timur, Minggu (27/7/2025). Pria paruh baya itu meninggalkan istri dan tiga anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bendesa Adat Desa Kesiman I Made Wisna mengungkapkan acara itu diduga berlangsung tanpa izin. "Apakah sudah ada koordinasi atau izin dengan pihak berwajib, yang jelas kalau izin mungkin belum," kata Wisna, saat dihubungi detikBali, Selasa (29/7/2025).

Wisna mengatakan kegiatan metajen di lokasi tersebut sering diadakan meski tidak berlangsung setiap hari. Acara ini terbuka untuk warga, baik sebagai penonton maupun peserta.

ADVERTISEMENT

Menurut hasil pertemuan antara perangkat Desa Adat Kesiman dan penyelenggara tajen bernama Made Balik, terdapat unsur usaha dalam pelaksanaan metajen tersebut.

"Dia menyampaikan, ini adalah usaha. Ya, namanya usaha ya harus dikoordinasikan," ujar Wisna.

Wisna menekankan metajen yang merupakan bagian dari adat dan ritual keagamaan (tabuh rah) memang diperbolehkan. Namun, jika dilakukan sebagai bentuk usaha, ia menduga ada unsur perjudian.

"Nah, ini akan jadi pertimbangan desa adat untuk berikutnya tidak melaksanakan hal (metajen di arena itu) tersebut," tambahnya.

Penyelenggara Dipanggil Polisi

Wisna mengungkapkan, penyelenggara metajen Made Balik telah dipanggil oleh polisi untuk dimintai keterangan. Ia juga diminta bertanggung jawab kepada keluarga korban dan melakukan upacara pembersihan secara niskala.

"Pihak penyelenggara sudah kami panggil. Itu dia (Made Balik) juga sudah dipanggil Polresta (Denpasar)," kata Wisna.

Namun, hingga saat ini pihak kepolisian belum mengonfirmasi adanya unsur kelalaian maupun pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Polisi juga menyebut belum ada laporan resmi yang masuk terkait kematian Sudana.

Suasana Sepi di Arena Tajen

Setelah kejadian, suasana di arena metajen mendadak sepi. Warga tidak lagi terlihat menonton atau mengikuti sabung ayam di lokasi itu. Prosesi upacara pembersihan juga disebut masih belum sepenuhnya dilakukan.

Arena sabung ayam di Jalan Sokasati II, Banjar Abian Tubuh, Denpasar Timur, mendadak sepi. Tak ada lagi riuh warga yang biasa menyaksikan tajen alias adu ayam, setelah salah satu joki ayam, I Nengah Sudana (50), tewas disabet taji ayam aduan.

Pantauan detikBali, Selasa (29/7/2025) pukul 13.30 Wita, suasana arena itu tampak lengang. Tak terlihat satu pun warga berkeliaran di area parkir maupun sekitarnya. Di pintu masuk arena, tampak beberapa tumpukan sesajen bekas upacara niskala yang dilakukan sehari sebelumnya.

Arena sabung ayam itu terletak tak jauh dari Jalan WR Supratman. Dari sana, bisa ditempuh melalui Jalan Sokasati, lalu masuk ke Jalan Randu, hingga sampai ke Jalan Sokasati II. Arena berada di sisi kiri jalan setelah pertigaan, lengkap dengan area parkir luas dan "stadion" ayam di bagian utara.

Made Darta (65), warga Jalan Sokasati Gang Anggrek yang tinggal di timur arena sabung ayam, mengatakan aktivitas tajen di lokasi itu sudah berlangsung sejak lama. Ia menyebut sabung ayam biasa digelar hampir setiap hari, mulai pukul 09.00 hingga 16.00 Wita.

"Sebenarnya nggak tentu (ada kegiatan sabung ayam). Tergantung situasi. Tapi sering juga," kata Darta kepada detikBali.

Arena Tajen Sudah Bertahun-tahun

Darta menuturkan arena tajen tersebut sudah beroperasi lebih dari tujuh tahun, sejak dirinya menetap di kawasan itu. Kegiatan sabung ayam disebut-sebut diselenggarakan oleh sebuah yayasan dan Banjar Abian Tubuh. Selama itu pula, beberapa insiden sempat terjadi, meski tak sampai merenggut nyawa.

"Dulu pernah ada yang kena taji. Tapi nggak sampai meninggal. Paling luka-luka saja di kaki," ucapnya.

Seorang warga lainnya di Jalan Sokasati II yang enggan disebut namanya menyebut, saat peristiwa nahas terjadi, ada sekitar 15 ayam yang diadu. Ia menyebut setiap peserta membawa satu hingga tiga ayam, sebagian untuk diadu, sebagian lainnya untuk dijual.

"Waktu itu saya lihat ada 15 ayam yang diadu," ujarnya.

"Bawa ayam sampai tiga. Yang satu diadu, satunya lagi dijual," lanjutnya.

Kronologi Tewasnya Joki Ayam

Bendesa Adat Kesiman Denpasar, I Made Wisna, mengatakan korban bernama I Nengah Sudana bukanlah warga Kelurahan Kesiman. Ia berasal dari Desa Angantelu, Kabupaten Karangasem.

"(Korban) bukan krama (warga) sini. Dia dari Karangasem," kata Wisna.

Wisna menyebut Sudana merupakan salah satu panitia sabung ayam. Ia berperan sebagai pekembar atau joki ayam yang bertugas menyiapkan serta memegangi ayam sebelum bertarung.

"Jadi, dia itu selaku pekembar atau semacam jokinya (ayam aduan). Tapi, kok malah dia yang disasar," ujar Wisna.

Tinggalkan Tiga Anak

Kematian I Nengah Sudana membuat keluarga sangat terpukul. Apalagi, Sudana yang tulang punggung keluarga itu meninggalkan seorang istri dan tiga anak.

Sepupu korban, I Made Arjana, mengungkapkan meskipun disebut berprofesi sebagai kuli bangunan, Sudana sehari-hari menggantungkan hidup dari arena judi tajen.

"Sepupu saya merupakan tulang punggung keluarga. Istrinya tidak bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga," tutur Arjana saat ditemui detikBali di rumah duka di Desa Antiga Kelod, Karangasem, Senin (28/7/2025).

Arjana menuturkan sepupunya itu sudah menetap sejak lama di Denpasar dan jarang pulang ke kampung halamannya di Karangasem. Meski begitu, ia mengenal Sudana sebagai sosok yang ramah dan rajin.

"Keseharian sepupu saya memang di arena sabung ayam. Di sana sumber mata pencahariannya sejak dulu dan tidak pernah bekerja di tempat lain," imbuhnya.

Menurut Arjana, sepupunya dalam kondisi tidak siap saat ayam di arena tajen itu menyerang. Walhasil, pisau taji yang terpasang pada ayam aduan itu mengenai tubuh Sudiana hingga terluka. Hal itu pula yang membuat Sudana kehabisan darah hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

"Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah langsung kami bawa ke sini (kampung halaman) untuk dimakamkan," imbuh Arjana.

Arjana menuturkan anak pertama Sudana saat ini sudah bekerja di salah satu restoran di wilayah Ubud, Gianyar. Kemudian, anak kedua Sudiana tercatat sebagai siswa kelas XI di salah satu SMA di Denpasar. Selanjutnya, anak bungsu Sudana masih duduk di bangku kelas V SD.

Sebelumnya, Sudana tewas setelah tertusuk pisau taji ayam aduan di arena tajen Kesiman, Denpasar, pada Minggu (27/7/2025). Pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu tertusuk taji di bagian perut.

Kepala Seksi (Kasi) Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi mengatakan Sudana menderita luka sabetan sedalam 14 sentimeter (cm) di perutnya. Sudana juga mengalami luka lecet di punggung dan luka terbuka sepanjang 1,5 cm pada paha kanan.

Dokter jaga di RS Puri Raharja menyatakan Sudana telah tewas sebelum sampai di rumah sakit. "Kata dokter jaga, kondisi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Sudah tidak ada denyut nadinya," kata Sukadi, Senin.

Halaman 2 dari 4


Simak Video "DPRD Bali Anggap Wajar Ada Usulan Pelegalan Judi Tajen"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads