Penjelasan BMKG soal Hujan Lebat hingga Picu Banjir di Bali Saat Kemarau

Penjelasan BMKG soal Hujan Lebat hingga Picu Banjir di Bali Saat Kemarau

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Senin, 07 Jul 2025 12:35 WIB
Situasi genangan air yang terjadi akibat hujan lebat di wilayah Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu (6/7/2025).
Situasi genangan air yang terjadi akibat hujan lebat di wilayah Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu (6/7/2025). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Denpasar -

Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat mengguyur sejumlah wilayah di Bali dalam dua hari terakhir. Bahkan, banjir terjadi di sejumlah titik hingga mengakibatkan korban jiwa. Padahal, Bali sudah memasuki musim kemarau pada Juli.

Balai Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan turunnya hujan saat musim kemarau. Salah satunya karena indeks Southern Oscillation naik 11,2 yang mengakibatkan meningkatnya pola konvektif di sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

"Suhu muka laut di sekitar wilayah Bali berkisar antara 26-30 derajat Celsius. Nilai anomali suhu muka laut terpantau hingga 2 derajat Celsius, di mana terdapat potensi penguapan di perairan Bali," ujar Prakirawan BMKG Wilayah III Denpasar Luh Eka Ariasanti kepada detikBali, Senin (7/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eka menjelaskan faktor lainnya juga disebabkan karena melemahnya angin monsun Australia yang meningkatkan kelembaban udara. "Terdapat fenomena atmosfer yaitu gelombang Rossby Ekuatorial dan Kelvin yang mempengaruhi meningkatnya pembentukan awan di wilayah Bali beberapa hari terakhir," imbuhnya.

BMKG memprediksi cuaca di wilayah Bali dalam tiga hari ke depan secara umum berawan. Meski begitu, terdapat pula potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang tidak merata di sebagian wilayah Bali.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, hujan deras melanda sejumlah wilayah di Bali sejak Minggu (6/7/2025) hingga Senin dini hari. Hujan dengan intensitas tinggi sejak sore memicu genangan air di jalan protokol, permukiman warga, hingga lumpuhnya jalur nasional Denpasar-Gilimanuk.

Bahkan, dua orang dilaporkan tewas akibat terseret banjir bandang di Desa Seraya, Karangasem, Bali. Kedua korban tewas itu adalah Ni Luh Putu Surya Adnyani (35) dan anaknya I Wayan Eka Wira Yudhistira (10).

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengungkapkan ibu dan anak itu terseret arus ketika hendak menyeberang jembatan sungai. Keduanya ditemukan di lokasi yang berbeda dalam keadaan sudah tak bernyawa.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads