Umat Islam akan merayakan Idul Fitri pada Senin (31/3/2025). Idul Fitri menjadi momen untuk berkumpul keluarga, saudara, hingga tetangga untuk saling bermaaf-maafan.
Meskipun perayaan ini penuh dengan kegembiraan dan kebahagiaan, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh umat Islam saat Idul Fitri. Berikut penjelasannya.
1. Berpuasa
Pada Hari Raya Idul Fitri, tepatnya 1 Syawal, diharamkan untuk umat Islam melakukan puasa. Idul Fitri merupakan hari di mana umat Islam merayakan kemenangan atas puasa Ramadhan selama sebulan. Oleh sebab itu dilarang untuk berpuasa pada hari tersebut. Larangan ini sesuai dengan hadis yang berbunyi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Abu Sa'id Al Khudri ra, berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Muslim).
Hadis lain yang melarang puasa di Hari Raya Idul Fitri berbunyi:
Dari Umar bin Khathab ra, ia berkata:
"Sesungguhnya Rasulallah SAW melarang berpuasa di kedua hari raya. Pada hari raya Idulfitri kamu berbuka puasamu dan pada hari raya Iduladha kamu makan daging kurbanmu." (HR Bukhari Muslim).
Umat Islam bisa berpuasa pada 2 Syawal dan tanggal lain di bulan Syawal lainnya. Bahkan, sangat dianjurkan untuk berpuasa 6 hari di bulan Syawal. Pahala puasa
Syawal 6 hari berturut-turut sama dengan pahala puasa sepanjang tahun.
2. Makan Berlebihan
Makan berlebihan dapat menyebabkan kekenyangan yang berdampak negatif pada kesehatan dan spiritualitas. Imam Syafi'I menyebutkan bahwa kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, dan menghilangkan kecerdasan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam makan.
3. Berpakaian Menyerupai Orang Kafir
Saat Idul Fitri, umat Islam berbondong-bondong mengenakan pakaian terbaiknya. Pakaian terbaik memang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Namun, pakaian terbaik yang dikenakan saat Idul Fitri tidak boleh menyerupai orang kafir. Maksudnya pada hari raya dilarang berpakaian seperti orang-orang kafir, seperti memperlihatkan aurat, dan berpakaian yang mengundang nafsu lawan jenis.
Larangan menyerupai orang kafir ini tertuang dalam hadis yang berbunyi:
"Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia bagian darinya." (HR. Abu Dawud).
Selain berpenampilan seperti orang kafir, dilarang juga berpenampilan secara berlebihan. Allah SWT Berfirman:
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan". (QS. Al-A'raf: 31).
Dalam firman Allah SWT di atas telah jelaslah bahwa berpakaian dan makan dengan berlebihan merupakan salah satu hal-hal yang dilarang saat hari raya idul fitri.
Apalagi bila menggunakan pakaian yang menyebabkan aurat terbuka atau telalu ketat, tentu saja kamu akan mendapatkan dosa. Berlebihan yang dimaksud juga adalah mengenakan pakaian yang terlampau mewah atau mengenakan perhiasan berlebihan. Ini sesuai dengan hadis yang berbunyi:
"Jauhilah kamu semua hidup mewah dan pakaian ahli syirik." (HR. Muslim).
Baca juga: Apakah Sebelum Sholat Ied Boleh Makan? |
4. Berpenampilan Berlebihan
Berpakaian atau berhias secara berlebihan tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan kesan sombong dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Allah SWT berfirman untuk tidak berlebih-lebihan dalam berpakaian dan makan (QS. Al-A'raf: 31). Hal ini menekankan pentingnya kesederhanaan dalam berpenampilan.
5. Berfoya-foya
Perayaan Idul Fitri sebaiknya digunakan untuk mengucap syukur dan memperkuat silaturahmi, bukan untuk berlebihan dalam pesta atau hiburan. Allah SWT melarang berlebih-lebihan dalam segala hal (QS Al Anam: 141). Oleh karena itu, umat Islam harus menjaga keseimbangan antara kegembiraan dan kesadaran spiritual.
6. Bersalaman dengan Lawan Jenis
Hal yang tidak boleh dilakukan saat Idul Fitri terakhir yaitu bersalaman dengan lawan jenis yang bukan muhrim. Bersentuhan dengan wanita maupun pria yang bukan mahramnya dilarang dalam agama Islam. Kendati di saat hari raya sekali pun, haram hukumnya.
7. Menunda Waktu Shalat
Shalat Idul Fitri harus dilakukan pada waktunya untuk memperoleh keberkahan dan memenuhi kewajiban. Meskipun tidak ada referensi spesifik tentang menunda shalat, penting untuk menjaga kedisiplinan dalam beribadah. Hal ini menunjukkan komitmen untuk memprioritaskan ibadah dan menjaga ketertiban dalam beragama.
Dengan memahami dan menghindari larangan-larangan ini, umat Islam dapat merayakan Idul Fitri dengan lebih bermakna dan sesuai dengan ajaran Islam. Perayaan Idul Fitri yang penuh dengan kegembiraan dan kebahagiaan seharusnya juga diimbangi dengan kesadaran untuk menjaga keseimbangan antara kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan spiritual.
Dengan demikian, Idul Fitri menjadi momen yang tidak hanya membawa kebahagiaan sesaat, tetapi juga meningkatkan kualitas iman dan hubungan dengan Allah SWT serta sesama manusia. Semoga kita semua dapat merayakan Idul Fitri dengan penuh makna dan keberkahan.
(nor/nor)