Adakah Hari Tasyrik Idul Fitri?

Adakah Hari Tasyrik Idul Fitri?

Andi Sitti Nurfaisah - detikSulsel
Rabu, 02 Apr 2025 22:00 WIB
Ilustrasi puasa Asyura
Foto: Ilustrasi (Fuad Hasim/detikcom)
Makassar -

Umat Islam baru saja merayakan hari kemenangan Idul Fitri yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal. Pada bulan Syawal, terdapat amalan sunnah yang sangat dianjurkan yaitu berpuasa.

Namun, biasanya muncul pertanyaan mengenai hari tasyrik Idul Fitri yaitu hari yang diharamkan untuk berpuasa setelah Idul Fitri. Dalam laman Rumaysho, hari tasyrik merupakan hari untuk makan dan minum, sehingga tidak dibolehkan untuk berpuasa.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Nubaisyah Al Hudzali bahwa Rasulullah SAW bersabda,

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Artinya: "Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum." (HR. Muslim Nomor 1141)

Lantas, adakah hari tasyrik Idul Fitri? Jika ada berapa hari?

ADVERTISEMENT

Berikut detikSulsel menyajikan informasi selengkapnya di bawah ini. Yuk, disimak!

Hari Tasyrik Idul Fitri

Dikutip dari buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa oleh Nur Sholikin, ada tiga waktu diharamkannya umat muslim untuk berpuasa. Yakni Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, dan hari-hari tasyrik.

Sementara dalam buku 12 Bulan Mulia Amalan Sepanjang Tahun yang ditulis oleh Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, dijelaskan bahwa hari tasyrik terdiri dari tiga hari setelah Idul Adha. Hari Raya Idul Adha sendiri dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah, yang artinya hari tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Adapun pada Hari Raya Idul Fitri, tidak ada hari tasyrik. Larangan berpuasa hanya berlaku pada 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri saja, sehingga umat muslim dapat mengerjakan puasa, baik puasa qadha Ramadhan, Syawal, maupun puasa sunnah lainnya setelah Hari Raya Idul Fitri.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal dan pada bulan ini terdapat amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat muslim yaitu berpuasa selama enam hari.

Dikutip dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, para ulama terdahulu sangat menganjurkan amalan ini sebab memiliki banyak keutamaan. Salah satu keutamaannya adalah mendapatkan pahala yang setara dengan berpuasa selama setahun.

Hal ini diterangkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim berikut:

"Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka seolah ia telah berpuasa setahun penuh." (HR Bukhari dan Muslim)

Dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), puasa Syawal sebaiknya mulai dikerjakan setelah Hari Raya Idul Fitri selama enam hari berturut-turut. Yakni pada tanggal 2-7 Syawal yang tahun ini bertepatan dengan hari Selasa, 1 April hingga Minggu, 6 April 2025.

Akan tetapi, bagi yang ingin melaksanakan puasa Syawal secara acak atau tidak berurutan pun diperbolehkan. Bahkan, jika baru sempat mengerjakannya pada akhir bulan Syawal pun tidak mengapa.

Pengertian Hari Tasyrik

Dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), tasyrik dalam bahasa Arab yaitu "syarraqa" yang berarti Matahari terbit atau menjemur sesuatu. Tasyrik juga diartikan dengan penghadapan ke arah timur (arah sinar Matahari).

Ada dua pendapat yang berbeda di kalangan ulama mengenai penamaan hari tasyrik. Perbedaan tersebut dijelaskan oleh Syekh Ibnu Manzur dalam magnum opusnya Lisan al-Arab sebagai berikut:

Pertama, disebutkan sebelumnya bahwa tasyrik juga berarti menjemur sesuatu. Pendapat pertama ini mengartikannya sebagai menjemur daging kurban.

Masyarakat saat itu menjemur daging kurban agar dapat disimpan dengan waktu yang lama. Sebab, pada masa Rasulullah SAW belum ditemukan teknologi pendingin seperti kulkas.

Sementara pendapat kedua mengartikan tasyrik sebagai Matahari terbit, yaitu pelaksanaan ritual kurban yang dilakukan setelah Matahari terbit. Pada hari ini, umat muslim sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging kurban.

Sehingga terdapat larangan untuk berpuasa pada waktu tersebut. Rasulullah pernah menyampaikan terkait larangan ini sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Artinya: "Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum." (HR. An-Nasa'i, no. 2954)

Amalan Hari Tasyrik

Meskipun umat muslim tidak diperbolehkan untuk berpuasa pada hari-hari tasyrik, terdapat amalan-amalan lainnya yang dapat dikerjakan. Berikut ini amalan sunnah di hari tasyrik yang dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag):

1. Memperbanyak Zikir

Amalan pertama yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada hari tasyrik adalah memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Umat muslim dapat membaca istigfar, tasbih, tahmid, dan lainnya pada hari ini.

2. Perbanyak Doa

Amalan selanjutnya adalah memperbanyak doa, yaitu meminta ampunan kepada Allah SWT. Selain itu juga memohon kebaikan dunia dan akhirat.

3. Menyembelih Hewan Kurban

Menyembelih hewan kurban tidak hanya dilakukan pada Hari Raya Idul Adha, melainkan juga pada hari tasyrik. Yakni pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

4. Makan dan Minum

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, umat muslim dilarang untuk berpuasa pada hari tasyrik. Sebab, hari ini merupakan hari untuk makan dan minum.

5. Bertakbir

Bertakbir menjadi amalan selanjutnya yang disunnahkan pada hari tasyrik. Setiap selesai melaksanakan shalat lima waktu, dilanjutkan untuk membaca takbir sebagaimana takbir yang dilantunkan pada hari Idul Adha, yaitu:

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله هو الله أكبر

Arab Latin: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laa ilaaha illallaahu Allahu akbar.

Nah, itulah penjelasan mengenai hari tasyrik Idul Fitri. Semoga menjawab ya, detikers.




(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads