PT BTID Sebut Investor Pertanyakan Keamanan Berinvestasi di Bali

PT BTID Sebut Investor Pertanyakan Keamanan Berinvestasi di Bali

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 24 Mar 2025 19:11 WIB
Komisaris Utama PT BTID Tantowi YahyaΒ saat konferensi pers di UID Campus Kura-Kura Bali, Serangan, Denpasar, Bali, Senin (24/5/2025). (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Komisaris Utama PT BTID Tantowi YahyaΒ saat konferensi pers di UID Campus Kura-Kura Bali, Serangan, Denpasar, Bali, Senin (24/5/2025). (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

PT Bali Turtle Island Development (BTID) mengungkap sejumlah investor dari dalam dan luar negeri mempertanyakan keamanan berinvestasi di kawasan Pulau Serangan, Denpasar, Bali. Hal itu setelah munculnya narasi yang menyiratkan adanya pertentangan masyarakat Serangan terhadap PT BTID.

"Menciptakan pertanyaan-pertanyaan dari para calon investor mengenai iklim berusaha di tempat ini dan juga iklim berusaha di Bali secara keseluruhan," ujar Komisaris Utama PT BTID Tantowi Yahya di UID Campus Kura Kura Bali, Serangan, Denpasar, Senin (24/5/2025).

PT BTID sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali menuai sorotan setelah memasang pelampung yang memagari laut di perairan Serangan. Belakangan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akhirnya mencopot pelampung tersebut lantaran dinilai membatasi akses nelayan yang hendak mencari ikan di perairan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polemik 'pagar' laut di perairan Serangan bahkan membuat anggota DPRD Bali, DPR RI, hingga DPD asal Bali turun tangan. Sebelumnya, PT BTID juga mendapat kritik terkait perubahan nama Pantai Serangan menjadi Pantai Kura Kura Bali.

Tantowi Yahya menuturkan berbagai narasi yang diarahkan kepada PT BTID membuat para investor berpikir ulang untuk menanamkan modal di Bali. Ia menilai berbagai polemik tersebut akan merugikan Bali.

ADVERTISEMENT

"Sedangkan di sisi lain pemerintah lagi gencar-gencarnya mencari investasi baik dari dalam maupun dari luar negeri. Karena tidak ada daerah yang bisa berjalan ekonominya tanpa investasi dan karena investasilah yang menciptakan lapangan pekerjaan," imbuh Tantowi.

Tantowi menyesalkan adanya narasi yang menyebutkan hubungan PT BTID dengan masyarakat Serangan tidak harmonis. Menurutnya, PT BTID saat ini mempekerjakan sekitar 200 karyawan. Ia mengeklaim 50 persen pekerja berasal dari Desa Adat Serangan dan sisanya dari daerah Bali lainnya.

Bendesa Adat Serangan I Nyoman Gede Pariartha setali tiga uang. Ia mengeklaim hubungan masyarakat Serangan dengan PT BTID selama ini baik-baik saja.

Pariartha menyebut anak-anak muda di wilayah tersebut juga direkrut bekerja oleh PT BTID. Menurutnya, PT BTID juga kerap memberi bantuan untuk desa adat setempat. "Seperti kemarin kami tidak punya listrik, kami pakai diesel, BTID kasih listrik," tuturnya.

Sebelumnya, PT BTID bakal mempercepat pembangunan KEK Kura Kura Bali di kawasan Serangan. Hal itu setelah Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (Denas KEK) meminta BTID untuk merealisasikan komitmen para investor dalam mempercepat pembangunan proyek-proyek yang sudah direncanakan.

KEK Kura Kura Bali diproyeksikan menjadi salah satu pusat ekonomi baru di Bali. Kawasan tersebut bakal dilengkapi marina international, The Grand Outlet Bali (GOB), ACS Bali, UID Lodge, International Mangrove Research Center (IMRC), serta hotel dan vila yang sedang dalam tahap pembangunan.

Adapun, percepatan pembangunan ini menjadi bagian dari transformasi ekonomi baru Bali yang menargetkan kenaikan sepuluh kali lipat pendapatan per kapita penduduk Bali menjadi US$ 41.400 per tahun atau setara dengan Rp 51,75 juta per bulan.




(iws/iws)

Hide Ads