Polemik Perubahan Nama Pantai Serangan Jadi Pantai Kura-Kura Bali

Round Up

Polemik Perubahan Nama Pantai Serangan Jadi Pantai Kura-Kura Bali

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Selasa, 28 Jan 2025 08:56 WIB
Nama Pantai Serangan di Pulau Serangan, Denpasar, Bali, berubah menjadi Pantai Kura-Kura Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
Foto: Nama Pantai Serangan di Pulau Serangan, Denpasar, Bali, berubah menjadi Pantai Kura-Kura Bali. (Foto: Dok. Istimewa)
Denpasar -

Perubahan nama Pantai Serangan menjadi Pantai Kura-Kura Bali menuai polemik. Anggota DPR I Nyoman Parta mengkritik perubahan nama tersebut.

"Nama pantai bukan sekadar ejaan huruf, tapi pantai berkaitan dengan sejarah dari tempat itu," ujar Parta, Senin (27/1).

Menurut Parta, penamaan sebuah tempat juga berhubungan dengan perjalanan spiritual warga setempat. Tak ada hak investor mengganti nama sebuah pantai. "Kalau seluruh investor boleh mengubah nama pantai, ya habis lah Bali ini," imbuh politikus PDIP itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Parta mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali untuk ikut memerhatikan perubahan nama pantai tersebut. Ia juga berencana menemui PT Bali Turtle Island Development (BTID) untuk meminta penjelasan terkait masalah tersebut.

"Saya akan menemui mereka untuk minta penjelasan," imbuh politikus asal Gianyar tersebut.

ADVERTISEMENT


Masyarakat Minta Investor Berkomunikasi dengan Warga

Nyoman Parta juga menerima aduan dari nelayan di sekitar Pulau Serangan yang kesulitan mendapat ikan karena banyak pesisir pantai yang dikeruk. Serangan merupakan pulau buatan atau hasil reklamasi.

Salah seorang warga Pulau Serangan, MS, tidak mengetahui adanya perubahan nama Pantai Serangan menjadi Pantai Kura-Kura Bali. Ia meminta investor untuk berkomunikasi dengan warga terkait perubahan nama itu.

"Kenapa tidak dikonsolidasikan ke masyarakat luas, khususnya masyarakat Serangan, sebelum ubah nama oleh pihak Kura-Kura Bali?" ujar MS heran.

DPRD Bali Bakal Panggil PT BTID

DPRD Bali bakal memanggil PT BTID imbas perubahan nama Pantai Serangan menjadi Pantai Kura-Kura Bali. "Saya akan memanggil perusahaan tersebut untuk klarifikasi, minggu depan ya," kata Ketua Komisi II DPRD Bali, Agus Bagus Pratiksa Linggih alias Ajus Linggih, Senin (27/1).

Ajus Linggih menegaskan Komisi II DPRD Bali tidak setuju adanya perubahan nama pantai itu. Menurutnya, pantai adalah fasilitas umum dan semua dapat diakses oleh publik.

"Investasi di lahan bukan berarti memiliki pantainya juga," lanjut politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu.


PT BTID Bantah Ubah Nama Pantai

PT BTID membantah mengubah nama Pantai Serangan menjadi Pantai Kura-Kura Bali. Head of Communications and Community Relations PT BTID, Zakki Hakim, mengungkapkan nama Pantai Kura-Kura muncul sejak acara World Water Forum (WWF) 2024.
"Nama itu muncul saat panitia nasional bahkan internasional menggelar acara World Water Forum yang menghadirkan sekitar 3.000 tamu untuk pembukaan forum tersebut," ujar Zakki kepada detikBali, Senin (27/1).

Zakki menegaskan PT BTID tidak pernah mengganti nama Pantai Serangan dan tidak mengetahui asal-usul nama Pantai Kura-Kura Bali yang muncul di Google. "Google itu kan domain publik, jadi siapa saja bisa menulis apa pun di sana. Kami tidak tahu soal nama itu," jelasnya.

Pantai yang berubah nama, Zakki berujar, masih dalam tahap pembangunan proyek oleh PT BTID dan akses publik ke sana sangat terbatas. "Di sana hanya ada satu bangunan milik BTID dan area ini belum banyak diakses oleh masyarakat umum karena masih dalam proses pembangunan," lanjutnya.

Zakki membuka ruang untuk diskusi apabila perubahan nama tersebut menimbulkan keresahan masyarakat. "Sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali, kami menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggi budaya Bali. Jika memang perlu diubah kembali, kami terbuka menerima masukan dari siapa saja," tambahnya.

Zakki mengeklaim komunikasi PT BTID dengan masyarakat Pulau Serangan selama ini berjalan baik. Menurutnya, warga setempat selalu dilibatkan dalam setiap acara yang diadakan di kawasan Kura-Kura Bali.

"Setiap acara yang kami selenggarakan, kami berusaha melibatkan warga Desa Serangan sebagai bagian dari kegiatan," tutur Zakki.




(gsp/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads