Dinas Perhubungan (Dishub) Bali akan menerapkan rekayasa lalu lintas (lalin) di kawasan wisata untuk mengantisipasi kemacetan saat arus mudik Lebaran 2025. Beberapa destinasi wisata, seperti Bedugul, Pantai Kuta, Canggu, Ubud, dan Tanah Lot menjadi perhatian khusus.
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Lalu Lintas Kawasan Dishub Bali, Nengah Suki, mengungkapkan Dishub Bali akan menerapkan berbagai skema, termasuk contra flow, sistem satu arah (one way), serta penertiban parkir liar untuk mengatasi kemacetan di lokasi wisata.
"Rekayasa lalu lintas akan diterapkan sesuai kebutuhan di lapangan dan keputusan instansi terkait. Jika diperlukan, perubahan arus akan disiapkan dengan skenario penanganan yang telah dirancang," ujar Suki saat dihubungi detikBali, Senin (17/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dishub Bali bekerja sama dengan Polda Bali, Satlantas polres setempat, Otoritas Bandara, PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) serta Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Bali untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2025.
Dishub Bali juga telah membentuk 48 posko pemantauan di seluruh Bali, dengan jumlah terbanyak berada di Tabanan (13 titik) dan Badung (8 titik).
"Kami juga berkoordinasi dengan Dishub kabupaten/kota untuk memastikan kelancaran lalu lintas di masing-masing wilayah, termasuk pengaturan posko pemantauan," tambah Suki.
Selain pengaturan lalu lintas, Dishub Bali juga memastikan kesiapan angkutan mudik melalui penyediaan bus dan pemeriksaan kelaikan kendaraan (ramp check). Pemeriksaan ini dilakukan bersama BPTD Kelas II Bali serta Dishub kabupaten/kota.
Menurut Suki, ramp check telah berlangsung sejak 13 Februari hingga 24 Maret 2025, Data hingga 14 Maret mencatat sebanyak 297 kendaraan telah diperiksa. Ramp check ini meliputi pemeriksaan administrasi, kondisi fisik kendaraan, keselamatan penumpang, serta kelayakan mesin.
(iws/nor)