Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya membantah rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengeliminasi anjing liar. Beredar kabar pemrov akan membunuh semua anjing liar dengan cara disuntik mati.
Mahendra menegaskan pertemuannya dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Bali adalah membahas pengoptimalan vaksinasi anjing untuk mencegah rabies, termasuk anjing liar.
"Belum ada rencana eliminasi, rencana yang ada adalah bagaimana optimalisasi vaksinasi anjing untuk mencegah rabies, termasuk anjing liar," ujar Mahendra kepada detikBali, Senin (14/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahendra mengatakan bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama, mengingat risiko manusia terjangkit rabies sangat tinggi di Bali.
Mahendra menegaskan tidak ada pernyataan yang mengatakan bahwa Pemprov Bali akan menyuntik mati anjing liar, seperti yang dinarasikan di sosial media.
"Kegiatan vaksinasi terus dilakukan, untuk optimalisasi tentu perlu dilakukan evaluasi agar mengetahui apa yang perlu dioptimalkan dan langkah-langkahnya," jelas mantan Stafsus Kemendagri itu.
"Ya karena informasi yang tidak tersampaikan secara utuh," imbuhnya.
Pertemuannya dengan PDHI Bali beberapa waktu lalu itu adalah membahas terkait langkah pencegahan rabies dengan melibatkan pemangku kepentingan di Bali. Mengingat di Bali risiko manusia terjangkit rabies akibat gigitan hewan seperti anjing, kucing, hingga kera sangat tinggi.
"Kami realistis dulu, pastikan semua hewan peliharaan yang ada pemiliknya tervaksin dan yang liar kita tangani juga. Yang jelas aksi ini harus serentak dan segera dilakukan," ujarnya saat bertemu PDHI Bali beberapa waktu lalu.
Mahendra juga menyampaikan bahwa peran dari Tim Siaga Rabies (TISIRA) yang terdiri dari kepala desa, bidan desa, babinsa, polprades, tokoh agama hingga tokoh masyarakat sangat krusial dalam penanganan rabies di wilayah Bali.
"Teman-teman ini adalah garda terdepan kita di desa dan harus kita dukung penuh," tandasnya.
(dpw/dpw)