Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka Leaders' Session of High Level Forum on Multi Stakeholders Partnership (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) Ke-2 di Bali. Ada empat poin yang ditekankan Jokowi.
Jokowi mengatakan negara dalam forum tersebut hendak menciptakan perubahan positif di tengah dunia yang penuh dengan tantangan. Baik tantangan terkait perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran, dan inflasi yang belum membaik, maupun ketegangan geopolitik yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan mengganggu rantai pasok global.
"Namun yang sangat disayangkan, di saat seperti ini solidaritas internasional justru menurun. Semangat multilateralisme justru semakin dikesampingkan dan fragmentasi semakin melebar," kata Jokowi dalam pidatonya, Senin (2/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dampaknya, Jokowi berujar, negara berkembang adalah yang paling terdampak. Jutaan rakyat negara berkembang yang paling merasakan kesulitan.
"Padahal hanya tersisa enam tahun menuju 2030 dan baru 17 persen target SDGs tercapai," tegas Jokowi.
"Oleh sebab itu kita memerlukan arah dan visi baru. Kita memerlukan strategi baru, kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang," imbuhnya.
Jokowi lantas menekankan empat poin untuk mewujudkan pembangunan global. Pertama, pencapaian target SDGs harus tetap menjadi fokus utama pembangunan global yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional. Termasuk agenda 2063 Afrika dan didukung kemitraan multipihak.
Kedua, Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global membela kepentingan global south sekaligus menjadi breeze builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas, dalam mempercepat pencapaian SDGs. "Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia Afrika 69 tahun yang lalu," sebut Jokowi.
Ketiga, Indonesia siap bermitra dengan siapa pun utamanya dengan kawasan Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global. Hasil kemitraan Indonesia Afrika sejauh ini membawa peningkatan pesat volume perdagangan dan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan.
"Bahkan Indonesia Afrika Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai US$ 3,5 miliar, hampir enam kali lipat dari IAF 2018," ungkap Jokowi
Keempat, solidaritas global perlu dihidupkan kembali untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan untuk meningkatkan kerja sama Utara-Selatan. "Dengan semangat yang sama, tahun depan, Indonesia akan menyelenggarakan Platinum Jubilee of The Asian African Conference memperingati 70 tahun KTT Asia Afrika," pungkas Jokowi.
Simak Video 'Jokowi Pamer Kerja Sama Bisnis dengan Afrika Capai Rp 54,3 T di IAF Bali':