Pekerja magang asal Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali, I Made Dwi Putrayasa (34), yang meninggal gara-gara kecelakaan kerja di Jepang dikenal sebagai sosok yang rajin dan kreatif. Putrayasa juga mudah beradaptasi di lingkungan kerja.
"Made ini sangat tekun dan kreatif. Selama persiapan sebelum ke Jepang juga tekun belajar bahasa Jepang. Kami sangat merasa kehilangan saat mendengar kabar duka ini," kata perwakilan PT Japan Indonesia Asaori yang memberangkatkan Putrayasa ke Jepang, I Gede Agus Dwi Candra, saat dikonfirmasi detikBali, Rabu (17/7/2024).
Candra mengatakan Putrayasa dikenal sebagai sosok yang kreatif dan pekerja keras selama di Jepang. Putrayasa sering membuat kerajinan dari bahan dan peralatan di tempatnya bekerja, seperti kursi dari bambu bekas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putrayasa juga rajin berkomunikasi dengan agen serta keluarga di Indonesia. Bahkan, dua bulan sebelum pergi untuk selamanya, Candra sempat mengunjungi Putrayasa di Jepang. Banyak hasil karya Putrayasa yang berbahan dasar bambu dipesan dari atasannya di Jepang.
Putrayasa berangkat ke Jepang sebagai pekerja magang pada 2022. Putrayasa juga berencana memperpanjang masa kerjanya setelah magang selesai pada Maret 2025. "Made bilangnya betah, mau langsung lanjut bekerja setelah magang selesai," ujar Candra.
Candra mengatakan Putrayasa memiliki semangat kerja yang tinggi dan mempunyai keinginan kuat untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Candra yakin Putrayasa akan menjadi pekerja yang andal jika terus bekerja di Jepang. Sayang, Putrayasa telah dipanggil Yang Maha Kuasa.
Sebagai bentuk tanggung jawab, perusahaan tempat Putrayasa memberikan santunan kepada keluarga untuk membantu seluruh biaya pemulangan jenazah hingga pengabenan.
"Proses pemulangan jenazah serta juga dibantu oleh dinas terkait. Selain itu, barang-barang pribadi Dwi yang kami ambil saat melihat kondisi Dwi pascakecelakaan sudah kami serahkan kepada keluarga," ujar Candra.
"Selain biaya pengabenan, biaya santunan untuk keluarga yang ditinggalkan juga sedang dalam proses. Bahkan, atasannya di Jepang sudah memberikan santunan pribadi terhadap Dwi dan telah diterima oleh keluarga," imbuhnya.
Jenazah Putrayasa bakal diterbangkan dari Tokyo, Jepang, Kamis (18/7/2024) sekitar pukul 11.00 Wita dan diperkirakan tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai pukul 17.30 Wita. Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Jembrana telah menyiapkan armada untuk menjemput jenazah Putrayasa di Bandara Ngurah Rai.
"Jenazah akan langsung dibawa ke rumah duka untuk persiapan pengabenan yang akan dilaksanakan pada Minggu (21/7/2024)," ungkap Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan, Produktivitas, dan Transmigrasi, Disnakerperin Jembrana, Putu Agus Arimbawa, saat dikonfirmasi detikBali.
(iws/iws)