Kronologi Pemagang Asal Jembrana Meninggal Seusai Kecelakaan Kerja di Jepang

Kronologi Pemagang Asal Jembrana Meninggal Seusai Kecelakaan Kerja di Jepang

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 16 Jul 2024 14:05 WIB
Suasana rumah duka pemagang asal Desa Manistutu, Kecamatan Negara, Jembrana, I Made Dwi Putrayasa (34), yang meninggal setelah mengalami kecelakaan saat bekerja di Jepang, Selasa (16/7/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Foto: Suasana rumah duka pemagang asal Desa Manistutu, Kecamatan Negara, Jembrana, I Made Dwi Putrayasa (34), yang meninggal setelah mengalami kecelakaan saat bekerja di Jepang, Selasa (16/7/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Pemagang asal Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, I Made Dwi Putrayasa (34), meninggal akibat kecelakaan kerja di Jepang. Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Pelatihan Produktivitas dan Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Jembrana, Putu Agus Arimbawa, membeberkan kronologi kematian Dwi.

Agus menjelaskan, sesuai keterangan pihak penyalur tenaga kerja PT Japan Indonesia Asaori (JIA), kronologi kejadian bermula ketika Dwi bersama seorang atasan perusahaan mengirim akar teratai renkon dengan pikap kecil pada 8 Juli 2024.

Sebelum berangkat, Dwi sempat ditanya oleh atasannya ingin duduk di depan atau di atas bak pikap. "Dwi menjawab duduk di belakang," jelas Agus, Selasa (16/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bosnya beberapa kali bertanya mengenai keadaan Dwi saat duduk di belakang. Dwi terus menjawab tidak ada masalah dengan dirinya.

Namun, di tengah perjalanan, atasannya mendengar suara barang jatuh saat berbelok ke kanan. Atasannya lalu berhenti untuk memeriksa. Setelah dilihat, ternyata Dwi yang terjatuh.

ADVERTISEMENT

"Menurut informasi Dwi terjatuh karena menjaga barang yang akan terjatuh akibat tikungan. Dwi terjatuh ke arah kiri mobil," imbuhnya.

Setelah melihat Dwi terjatuh, atasannya langsung memanggil ambulans dan segera dibawa ke Rumah Sakit Tsuchiura, Kota Ibaraki, Jepang. Setelah diperiksa dokter, terdapat gumpalan darah pada kepala Dwi akibat benturan saat terjatuh sehingga dilakukan operasi.

Setelah operasi, Dwi tetap belum sadar dan dinyatakan koma oleh dokter. Setelah beberapa hari, belum ada juga perubahan yang terlihat. "Akhirnya pada tanggal 10 Juli 2024 pukul 21.36 waktu Jepang, Dwi dinyatakan meninggal," tandas Agus.

Kematian Dwi meninggalkan seorang istri, Ni Komang Murdani (34), dan dua anak berusia 14 tahun dan 5 tahun. Keluarga berharap proses pemulangan jenazah Dwi tidak terkendala sehingga bisa segera diupacarai sesuai adat Bali.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads